Yohanes 4:33

Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan untuk kamu makan."

Ayat Yohanes 4:33 ini terucap dalam sebuah percakapan yang sangat mendalam antara Yesus Kristus dengan seorang perempuan Samaria di tepi sumur Yakub. Suasana saat itu adalah panas terik, dan murid-murid Yesus baru saja kembali dari kota membawa bekal makanan. Namun, Yesus melihat sesuatu yang lebih fundamental, sesuatu yang jauh melampaui kebutuhan fisik. Ia melihat kerinduan jiwa yang tersembunyi, kebutuhan spiritual yang tak terpuaskan.

Ketika murid-murid-Nya menyarankan agar Yesus meminta makanan dari orang Samaria di kota, Yesus menjawab dengan kata-kata yang menarik perhatian: "Pada-Ku ada makanan untuk kamu makan." Jawaban ini tentu saja membingungkan para murid. Mereka memikirkan makanan jasmani, sesuatu yang bisa mereka beli atau terima dari penduduk kota. Namun, Yesus sedang berbicara tentang sebuah "makanan" yang berbeda sama sekali.

Makanan yang Yesus maksudkan bukanlah roti atau lauk pauk yang dapat dimakan oleh perut, melainkan pemenuhan kehendak Allah dan penyelesaian pekerjaan-Nya. Inilah inti dari ajaran Yesus dalam pasal ini. Ia melihat perempuan Samaria itu memiliki kehausan yang dalam, bukan hanya kehausan fisik akibat panasnya hari, tetapi kehausan spiritual yang tidak akan pernah terpuaskan oleh air dari sumur duniawi.

Yesus ingin menyampaikan bahwa Ia memiliki "makanan" yang dapat memberikan kehidupan kekal, kepuasan rohani yang sejati, dan pemenuhan yang tak terhingga. Makanan ini adalah persekutuan dengan Allah, melakukan kehendak Bapa, dan menerima anugerah keselamatan yang Ia tawarkan. Melalui percakapan-Nya dengan perempuan Samaria itu, Yesus menunjukkan bahwa Ia tidak hanya terbatas pada kebutuhan fisik manusia, tetapi Ia adalah Sumber kehidupan yang dapat memuaskan segala kerinduan terdalam jiwa manusia.

Penting untuk merenungkan makna dari perkataan Yesus ini dalam konteks kehidupan kita saat ini. Seringkali, kita sibuk mencari kepuasan melalui hal-hal duniawi: karier, harta benda, hubungan, atau hiburan. Namun, seperti sumur Yakub yang airnya hanya bersifat sementara, semua kepuasan duniawi pada akhirnya akan terasa kurang dan meninggalkan kekosongan.

Ayat Yohanes 4:33 mengingatkan kita bahwa kepuasan sejati dan kehidupan yang berkelimpahan hanya dapat ditemukan dalam diri Yesus Kristus. Ia adalah "makanan" yang diberikan oleh Bapa, yang memberi kekuatan rohani, memuaskan dahaga jiwa, dan mengarahkan kita kepada tujuan ilahi. Ketika kita menjadikan hubungan dengan Tuhan sebagai prioritas utama, ketika kita taat pada kehendak-Nya, barulah kita akan mengalami "makanan" yang sesungguhnya, yaitu kehidupan yang penuh makna dan sukacita abadi.

"Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34)

Pesan dari Yohanes 4:33 dan ayat-ayat selanjutnya adalah undangan untuk mencari sumber kehidupan yang sejati. Jangan hanya terfokus pada kebutuhan sesaat, tetapi carilah anugerah yang ditawarkan Yesus, yang dapat memberi makan jiwa kita dan mengantarkan kita pada kepenuhan yang kekal. Dengan mengarahkan hati dan pikiran kita kepada-Nya, kita akan menemukan "makanan" yang sesungguhnya, yang akan memberi kita kekuatan untuk menjalani kehidupan ini dengan penuh pengharapan dan tujuan.