"Lalu mereka naik ke perahu dan pergi ke Kapernaum. Hari sudah gelap, dan Yesus belum datang juga kepada mereka."
Ayat Yohanes 6:17 merupakan bagian dari narasi penting dalam Injil Yohanes, yang menceritakan tentang mukjizat pemberian makan lima ribu orang dan peristiwa Yesus berjalan di atas air. Ayat ini secara spesifik menggambarkan momen setelah mukjizat tersebut, ketika para murid mulai melakukan perjalanan kembali melintasi Danau Galilea. Di tengah kegelapan malam yang semakin pekat, perasaan cemas dan ketidakpastian mulai menyelimuti mereka karena Yesus belum bergabung dengan mereka di perahu.
Kejadian ini bukan sekadar catatan kronologis, melainkan sarat dengan makna teologis dan spiritual yang mendalam. "Hari sudah gelap" dapat diartikan secara harfiah sebagai waktu malam, namun juga secara simbolis merujuk pada kegelapan keraguan, ketakutan, dan mungkin kekecewaan yang dialami para murid. Setelah menyaksikan secara langsung kuasa luar biasa Yesus dalam memberi makan ribuan orang dari sedikit roti dan ikan, para murid mungkin memiliki ekspektasi yang berbeda. Namun, pada saat ini, mereka dihadapkan pada realitas menghadapi tantangan malam yang gelap tanpa kehadiran fisik Yesus.
Yohanes 6:17 mengingatkan kita bahwa dalam perjalanan iman, seringkali kita mengalami masa-masa di mana kehadiran Tuhan terasa jauh, bahkan saat kita sedang menjalani konsekuensi dari perintah-Nya. Para murid telah menaati perintah Yesus untuk naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang. Namun, respons ilahi tidak langsung terlihat. Ini adalah sebuah pengingat bahwa iman sejati tidak hanya diuji dalam terang kesuksesan dan kemudahan, tetapi terutama dalam menghadapi kegelapan ketidakpastian dan penantian.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga dapat menemukan diri kita berada dalam "perahu" yang mengarungi "danau kehidupan" yang terkadang bergelombang. Ada kalanya kita telah berusaha melakukan yang terbaik, mengikuti firman Tuhan, namun situasi terasa gelap dan jawaban atas doa kita belum datang. Di sinilah Yohanes 6:17 menjadi relevan. Ayat ini mengajarkan kita untuk tetap berpegang pada iman, bahkan ketika kita tidak dapat melihat jalan di depan kita. Kegelapan malam seringkali menjadi latar yang justru menyoroti terang bintang yang tak terlihat di siang hari. Demikian pula, dalam masa-masa sulit, kehadiran dan kuasa Tuhan seringkali justru semakin nyata ketika kita berserah sepenuhnya.
Perlu dicatat bahwa penantian para murid bukanlah penantian yang sia-sia. Alkitab mencatat di pasal yang sama (Yohanes 6:19) bahwa Yesus kemudian datang kepada mereka dengan berjalan di atas air. Ini menegaskan bahwa meskipun Yesus membiarkan mereka mengalami kegelapan sejenak, Ia tidak pernah meninggalkan mereka. Ia memiliki rencana dan waktu-Nya sendiri yang seringkali melampaui pemahaman manusia. Ayat ini mengajak kita untuk menaruh kepercayaan pada kedaulatan dan kasih setia Tuhan, bahkan ketika kita tidak mengerti jalan-Nya. Kegelapan yang kita hadapi di dunia ini, termasuk kesulitan, penderitaan, dan keraguan, pada akhirnya akan tersingkap oleh terang Kristus yang tak pernah padam. Yohanes 6:17 mengajarkan kita untuk bersabar, tetap setia, dan percaya bahwa Yesus selalu bekerja, bahkan ketika kita tidak menyadarinya.