Yohanes 7:20: Ia Mengacaukan Banyak Orang

"Bukan! Ia mengacaukan banyak orang," kata mereka. "Tetapi siapa yang mau membunuh Engkau?"

Fokus Perhatian Perdebatan

Ayat Yohanes 7:20 menggambarkan sebuah momen yang menarik dalam pelayanan Yesus Kristus. Saat itu, di tengah-tengah keramaian perayaan Pondok Daun di Yerusalem, perhatian banyak orang tertuju kepada Yesus. Namun, respons yang muncul dari sebagian orang bukanlah kekaguman atau penerimaan yang utuh, melainkan kebingungan, tuduhan, bahkan ancaman. Kalimat "Bukan! Ia mengacaukan banyak orang," adalah ungkapan yang diucapkan oleh sebagian orang yang melihat tindakan dan perkataan Yesus. Mereka merasa bahwa kehadiran dan ajaran-Nya telah menimbulkan gejolak dan kegelisahan di tengah masyarakat, bukannya membawa ketenangan yang diharapkan.

Tuduhan "mengacaukan banyak orang" ini datang dari pihak-pihak yang merasa terancam oleh pengaruh Yesus. Para pemimpin agama, misalnya, melihat bahwa Yesus menarik banyak pengikut dan menantang otoritas serta tradisi mereka. Ajaran-Nya yang tentang kasih, pengampunan, dan keadilan seringkali berbenturan dengan norma-norma yang kaku dan peraturan yang dibuat manusia. Dalam pandangan mereka, Yesus adalah sosok yang mendobrak tatanan yang ada, yang membawa ketidakstabilan, dan karenanya harus dihentikan. Keraguan ini juga tercermin dari pertanyaan lanjutan mereka, "Tetapi siapa yang mau membunuh Engkau?". Pertanyaan ini menunjukkan bahwa mereka menyadari ada kekuatan atau niat jahat yang mengincar Yesus, namun mereka sendiri terpecah atau takut untuk bertindak langsung.

Fenomena "mengacaukan banyak orang" ini bukanlah hal yang asing dalam sejarah. Setiap gerakan besar yang membawa perubahan, baik positif maupun negatif, seringkali memicu reaksi yang beragam. Yesus, dengan pesan Injil-Nya, datang untuk membawa pembaruan rohani dan moral. Pembaruan ini, meskipun tujuannya mulia, seringkali memerlukan peninjauan ulang terhadap keyakinan dan praktik lama. Hal ini tentu saja tidak selalu disambut dengan tangan terbuka. Bagi mereka yang nyaman dengan status quo, perubahan adalah ancaman. Namun, bagi mereka yang mencari kebenaran dan keadilan, kehadiran Yesus justru menjadi sumber harapan dan tatanan yang baru.

Lebih jauh lagi, ayat ini mengingatkan kita bahwa pengaruh seseorang bisa menimbulkan dua efek yang berlawanan. Di satu sisi, Yesus membawa keselamatan dan damai sejahtera bagi mereka yang percaya. Di sisi lain, bagi mereka yang menolak kebenaran-Nya, Ia menjadi batu sandungan. Pernyataan bahwa Ia "mengacaukan banyak orang" bisa jadi merupakan kesaksian tidak langsung tentang betapa kuatnya dampak ajaran-Nya. Ia memaksa orang untuk memilih, untuk membedakan antara kebenaran dan kebohongan, antara terang dan kegelapan. Pertanyaan "siapa yang mau membunuh Engkau?" juga mengisyaratkan adanya ancaman nyata yang dihadapi Yesus, yang berasal dari kekuatan duniawi yang merasa terganggu oleh kebenaran-Nya. Dalam menghadapi perbedaan pendapat dan oposisi, penting bagi kita untuk tetap berpegang pada Firman Tuhan dan terus berusaha untuk memahami ajaran-Nya dengan hati yang terbuka.

Memahami Yohanes 7:20 membawa kita pada refleksi tentang bagaimana kita merespons ajaran-ajaran yang mendalam dan terkadang menantang. Apakah kita termasuk orang yang merasa "terkacaukan" karena kebenaran yang diungkapkan, ataukah kita justru menemukan arah dan makna baru dalam kekacauan tersebut?