Yohanes 7:9 - Yesus Tinggal di Galilea

"Sesudah itu Ia berkata kepada mereka: 'Aku akan pergi, tetapi kamu tidak dapat mengikuti Aku sekarang, namun kelak kamu akan mengikuti Aku.'"

Ilustrasi pemandangan di tepi Danau Galilea.

Ayat Yohanes 7:9 merupakan bagian dari narasi penting mengenai pelayanan Yesus di Yerusalem, khususnya selama perayaan Hari Pondok Daun. Konteks ayat ini menggarisbawahi sebuah momen di mana Yesus secara sadar memilih untuk tidak menampakkan diri secara terbuka kepada orang banyak di Yerusalem. Setelah sebelumnya Ia telah melakukan banyak mukjizat dan pengajaran yang menarik perhatian, kini Ia mengambil langkah mundur. Keputusan ini bukanlah tanda ketakutan, melainkan sebuah strategi ilahi yang penuh hikmat.

Perkataan Yesus, "Aku akan pergi, tetapi kamu tidak dapat mengikuti Aku sekarang, namun kelak kamu akan mengikuti Aku," menunjukkan sebuah pemisahan sementara. Ungkapan "Aku akan pergi" bisa diartikan sebagai meninggalkan keramaian atau menjauhkan diri dari situasi yang berpotensi membahayakan. Ia tahu bahwa banyak orang datang ke Yerusalem bukan untuk mencari kebenaran sejati, melainkan karena berbagai alasan lain, termasuk rasa ingin tahu, harapan akan keajaiban, atau bahkan oposisi dari para pemimpin agama.

Pernyataan "kamu tidak dapat mengikuti Aku sekarang" mengindikasikan bahwa masa itu belum menjadi waktu yang tepat bagi para pengikut-Nya untuk memahami sepenuhnya rencana-Nya, atau mungkin juga karena para pengikut-Nya belum siap menghadapi tantangan dan penderitaan yang akan datang. Ada sebuah fase pembelajaran dan pendewasaan yang harus mereka lalui. Yesus berpusat pada tujuan-Nya yang lebih besar, yaitu penebusan umat manusia, dan Ia mengatur langkah-Nya sesuai dengan kehendak Bapa di surga.

Namun, janji bahwa "kelak kamu akan mengikuti Aku" memberikan harapan dan kepastian. Ini merujuk pada pemahaman yang akan datang, pada pengakuan yang lebih mendalam tentang siapa diri-Nya, dan pada kesediaan untuk menanggung kesaksian dan penderitaan demi Injil. Ini adalah sebuah penglihatan ke depan, bahwa meskipun ada periode penundaan dan mungkin kebingungan di antara para murid, akhirnya mereka akan memahami dan mengikutinya hingga akhir, bahkan hingga ke kayu salib dan kebangkitan.

Pilihan Yesus untuk tinggal di Galilea, seperti yang tersirat dari ayat ini dan konteks di sekitarnya, bukanlah sebuah tindakan penyembunyian, melainkan penjadwalan ilahi. Galilea menjadi tempat di mana Ia dapat terus melayani, mengajar, dan mempersiapkan para murid-Nya tanpa terlalu banyak sorotan dari pihak yang bermusuhan. Ia menggunakan waktu ini untuk memperdalam hubungan-Nya dengan mereka, mengajarkan mereka lebih banyak tentang Kerajaan Allah, dan mempersiapkan mereka untuk misi yang lebih besar di masa depan.

Yohanes 7:9 mengingatkan kita bahwa rencana Tuhan seringkali tidak sesuai dengan harapan atau keinginan manusia seketika. Ada waktu-waktu penantian, masa-masa persiapan, dan momen-momen ketika kita mungkin tidak sepenuhnya memahami arah-Nya. Namun, janji-Nya selalu teguh: bagi mereka yang percaya, akan ada waktu ketika kita akan benar-benar mengikuti-Nya, tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam pemahaman hati dan kesetiaan jiwa.