Ayat Yosua 10:38 merupakan salah satu catatan penting dalam Kitab Yosua, yang mengisahkan tentang keberhasilan Yosua dan bangsa Israel dalam menaklukkan kota Debir. Peristiwa ini bukanlah sekadar pertempuran biasa, melainkan sebuah demonstrasi kuasa ilahi yang menyertai umat-Nya dalam perjuangan mereka merebut tanah perjanjian. Penggambaran kekalahan total musuh, "tidak ada seorang pun yang dibiarkannya tinggal hidup," menekankan betapa tegasnya penghakiman Tuhan terhadap bangsa-bangsa yang menolak kedaulatan-Nya dan melakukan berbagai kebejatan moral.
Kisah ini juga menyoroti kepemimpinan Yosua yang gagah berani dan setia kepada perintah Tuhan. Setelah pertempuran sengit di Makkeda, Yosua melanjutkan kampanye militer ke wilayah selatan, termasuk Debir. Penaklukan Debir dilakukan dengan tekad penuh, menunjukkan bahwa janji Tuhan untuk memberikan tanah kepada Israel tidak akan dihalangi oleh perlawanan apapun. Ketaatan Yosua dan keberanian pasukannya menjadi kunci kesuksesan mereka.
Perbandingan dengan perlakuan Musa terhadap musuh-musuh Israel di masa lalu, seperti yang disebutkan dalam ayat tersebut, menegaskan konsistensi tindakan Tuhan. Tuhan adalah Tuhan yang sama, setia pada perjanjian-Nya dan adil dalam memberikan ganjaran, baik bagi mereka yang taat maupun yang membangkang. Bagi bangsa Israel, ini adalah pengingat akan kuasa dan kesetiaan Tuhan yang selalu menyertai mereka, serta pentingnya ketaatan mutlak terhadap firman-Nya.
Bagi umat Tuhan di segala zaman, kisah penaklukan Debir dan ayat Yosua 10:38 memberikan pelajaran yang relevan. Ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap peperangan rohani yang kita hadapi, Tuhan hadir bersama kita. Kemenangan bukanlah semata-mata hasil kekuatan manusia, tetapi juga karena penyertaan dan kuasa ilahi. Tantangan, ujian, dan musuh yang tampak hebat sekalipun, dapat dikalahkan ketika kita bersandar pada Tuhan dan menaati perintah-Nya.
Lebih dari itu, ayat ini mengajarkan tentang pentingnya ketegasan dalam menghadapi kejahatan. Tuhan menghendaki umat-Nya tidak hanya sekadar bertahan, tetapi juga menjadi agen perubahan dan kebenaran. Tindakan Yosua yang tidak menyisakan seorang pun yang hidup di Debir mencerminkan keadilan Tuhan yang mutlak terhadap dosa dan kejahatan yang telah mendarah daging. Dalam konteks modern, ini bisa diartikan sebagai perlunya kita untuk secara tegas menolak dan melawan segala bentuk kejahatan, baik dalam skala pribadi, sosial, maupun spiritual, dengan mengandalkan kekuatan yang Tuhan berikan.