Kitab Yosua merupakan salah satu narasi paling penting dalam Perjanjian Lama, menceritakan tentang bagaimana bangsa Israel, di bawah kepemimpinan Yosua bin Nun, berhasil memasuki dan membagi tanah Kanaan setelah 40 tahun pengembaraan di padang gurun. Pasal 13 dalam kitab ini secara spesifik membahas pembagian tanah yang belum sepenuhnya dikuasai oleh bangsa Israel. Ayat kelima dari pasal ini, yaitu Yosua 13:5, memberikan sebuah deskripsi geografis yang cukup rinci mengenai batas utara dari wilayah yang masih perlu dikuasai.
AYat Yosua 13:5 menyebutkan, "yaitu tanah orang Libanon dari sebelah timur matahari terbit sampai ke Baal-gad, di kaki gunung Hermon, dan dari sebelah utara sampai ke Lebo-hamat." Pernyataan ini menggambarkan sebuah wilayah yang luas di bagian utara tanah Kanaan. "Tanah orang Libanon" merujuk pada daerah pegunungan Libanon yang terkenal dengan pohon-pohon cedarnya, sebuah kawasan yang kaya sumber daya alam dan memiliki nilai strategis. Wilayah ini membentang dari timur ke barat, dimulai dari lokasi yang disebut "timur matahari terbit" hingga ke Baal-gad, yang terletak di kaki gunung Hermon.
Gunung Hermon sendiri adalah puncak tertinggi di kawasan tersebut, menjulang di perbatasan antara Israel, Suriah, dan Lebanon saat ini. Keberadaannya menjadi penanda geografis yang signifikan. Dari utara, batas wilayah ini diperluas hingga ke Lebo-hamat. Lebo-hamat adalah sebuah kota atau daerah yang menandai batas utara wilayah yang dijanjikan, yang sering kali diinterpretasikan berada di daerah Hamath modern, Suriah.
Penting untuk memahami konteks Yosua 13:5. Pada titik ini, Yosua sudah tua dan tanah Kanaan telah secara militer ditaklukkan oleh bangsa Israel. Namun, seperti yang diakui oleh Yosua sendiri dan Tuhan, masih ada "sangat banyak tanah yang tersisa untuk diduduki" (Yosua 13:1). Ayat ini bukan hanya sekadar pengingat geografis, tetapi juga sebuah pernyataan tentang tanggung jawab yang belum selesai. Tuhan telah menjanjikan tanah itu kepada keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub, tetapi realisasi dari janji itu memerlukan partisipasi aktif dari bangsa Israel.
Pembagian wilayah yang belum dikuasai ini, seperti yang dijelaskan dalam Yosua 13:5, menunjukkan bahwa penguasaan tanah Kanaan bukanlah proses yang instan, melainkan sebuah perjuangan yang berkelanjutan. Bangsa Israel harus terus menghadapi penghuni asli tanah itu dan mengambil alih setiap bagian yang telah Tuhan berikan kepada mereka. Ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun Tuhan telah memberikan janji, ketaatan dan keberanian manusia tetap menjadi elemen kunci dalam mewujudkan janji tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Wilayah yang luas ini menjadi pengingat akan luasnya berkat dan tanggung jawab yang diberikan kepada umat Tuhan.