Yosua 18:7 - Tanggung Jawab Pembagian Tanah

"Tetapi janganlah kamu orang Lewi berdiam di tengah-tengah orang Israel, dan janganlah kamu mempusakai tanah di antara suku-suku orang Israel; tetapi kamu akan mempusakai tanah itu sebagai bagianmu, dan beberapa daerah mereka sebagai milik pusakamu. Aku, TUHAN, Allahmu, telah mengatakan demikian."

Kisah pembagian tanah Kanaan yang dicatat dalam Kitab Yosua merupakan momen krusial dalam sejarah bangsa Israel. Setelah berabad-abad mengembara di padang gurun dan akhirnya menaklukkan negeri yang dijanjikan Tuhan, tiba saatnya bagi setiap suku untuk menerima warisan mereka. Namun, di tengah proses distribusi tanah yang kompleks ini, terdapat satu kelompok yang penanganannya berbeda, yaitu suku Lewi. Ayat Yosua 18:7 secara spesifik menyoroti instruksi ilahi mengenai peran dan hak waris mereka.

Instruksi dalam Yosua 18:7 bukanlah penolakan terhadap suku Lewi, melainkan penegasan kembali mengenai panggilan khusus mereka. Sebagai keturunan Lewi, mereka memiliki tugas sakral untuk melayani di Kemah Suci (kemudian Bait Suci) dan mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan persembahan dan ibadah kepada Tuhan. Panggilan ini membuat mereka tidak bisa terikat pada tanah tertentu sebagaimana suku-suku lainnya yang menjadi petani, pedagang, atau prajurit yang bergantung pada pengelolaan wilayah mereka. Mereka harus dapat bergerak dan siap sedia di mana pun Kemah Suci berada.

Oleh karena itu, Tuhan memberikan instruksi agar orang Lewi tidak menerima bagian tanah sebagai wilayah tertua atau tersendiri di antara suku-suku Israel. Sebaliknya, mereka akan "memiliki beberapa daerah mereka sebagai milik pusakamu". Ini berarti bahwa suku Lewi akan tersebar di seluruh wilayah Israel, tinggal di kota-kota yang telah dialokasikan untuk mereka di dalam wilayah suku-suku lain. Mereka hidup dari perpuluhan dan persembahan yang diberikan oleh suku-suku lain, dan sebagai imbalannya, mereka melayani umat Tuhan dalam urusan rohani.

Konsep ini memiliki makna teologis yang mendalam. Ini menekankan bahwa Tuhan menyediakan segala kebutuhan bagi umat-Nya. Bagi suku Lewi, "pusaka" mereka bukanlah tanah untuk dikerjakan, melainkan pelayanan kepada Tuhan dan penyediaan segala sesuatu yang mereka butuhkan melalui kemurahan hati saudara-saudara mereka. Ini juga mengajarkan pentingnya spesialisasi dalam melayani Tuhan. Tidak semua orang dipanggil untuk tugas yang sama, dan perbedaan panggilan ini adalah bagian dari tatanan ilahi yang indah.

Lewi

Simbol perwakilan peran suku Lewi.

Dalam konteks modern, pelajaran dari Yosua 18:7 tetap relevan. Ini mengingatkan kita bahwa di dalam gereja atau komunitas rohani, ada berbagai macam panggilan dan fungsi. Ada yang dipanggil untuk pelayanan penuh waktu yang seringkali tidak menghasilkan pendapatan materi yang tetap dari tanah atau aset pribadi, namun mereka disediakan kebutuhan mereka melalui dukungan umat. Ada pula yang dipanggil untuk bekerja di dunia sekuler namun juga aktif melayani di gereja dengan talenta dan sumber daya mereka. Yang terpenting adalah setiap orang memahami panggilannya dan setia menjalankannya, mengetahui bahwa Tuhan yang telah memberikan panggilan itu juga akan menyediakan apa yang dibutuhkan untuk menjalankannya.

Distribusi tanah di Kanaan, termasuk pengaturan khusus untuk suku Lewi, merupakan bukti ketelitian dan keadilan Tuhan dalam mengatur umat-Nya. Ini bukanlah pembagian yang sembarangan, tetapi sebuah rencana yang terstruktur, memastikan bahwa setiap elemen umat Tuhan memiliki tempat dan peran yang sesuai dengan kehendak-Nya, demi kebaikan seluruh bangsa Israel dalam hubungan mereka dengan Tuhan.