Ayat Yosua 2:2 membuka sebuah kisah yang penuh dengan strategi, keberanian, dan campur tangan ilahi. Ketika bangsa Israel bersiap untuk menyeberangi Sungai Yordan dan merebut Tanah Perjanjian, tugas pengintaian menjadi sangat krusial. Yosua, sebagai pemimpin baru setelah Musa, mengirim dua orang mata-mata ke kota Yerikho, kota pertama yang harus mereka taklukkan.
Pesan yang disampaikan kepada raja Yerikho dalam ayat ini adalah peringatan dini. Para pengintai Israel telah berhasil memasuki kota dan, tak lama kemudian, keberadaan mereka dilaporkan. Frasa "malam ini untuk mengintai negeri ini" menunjukkan bahwa misi mereka bersifat rahasia dan bertujuan untuk memahami kekuatan pertahanan serta tata letak kota musuh. Raja Yerikho, yang mendengar laporan ini, tentu saja merasa terancam. Kehadiran orang asing di dalam kota yang sedang dalam ketegangan geopolitik seperti itu adalah masalah serius.
Namun, kisah tidak berhenti pada laporan kepada raja. Di sinilah peran Rahab menjadi sangat penting. Ia adalah seorang pelacur yang tinggal di tembok kota Yerikho. Alih-alih melaporkan para mata-mata itu kepada pihak berwenang, Rahab malah menyembunyikan mereka di atas atap rumahnya, menutupi mereka dengan tangkai-tangkai jelai yang sedang dijemur. Keputusan Rahab ini adalah sebuah tindakan yang sangat berisiko, mengingat hukuman yang mungkin menimpanya jika ketahuan.
Motivasi Rahab
Mengapa Rahab mengambil risiko besar ini? Alkitab mencatat dalam Yosua 2:9-10 bahwa Rahab berkata kepada para mata-mata Israel, "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepadamu dan bahwa ketakutan terhadapmu telah menimpa kami... sebab kami mendengar, bahwa TUH-lah yang mengeringkan air Laut Merah pada surutnya dari hadapanmu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir..." Rahab telah mendengar tentang perbuatan-perbuatan besar Tuhan bagi umat-Nya. Ia percaya bahwa Tuhan Israel adalah Tuhan yang Mahakuasa, dan bahwa kemenangan Israel adalah kepastian.
Keyakinan Rahab ini melampaui kesetiaan pada bangsanya yang sedang berhadapan dengan kehancuran. Ia melihat potensi keselamatan dan masa depan yang lebih baik dengan berpihak pada Israel. Tindakan menyembunyikan para mata-mata adalah bukti nyata dari imannya yang mulai tumbuh. Ia rela mempertaruhkan nyawanya demi orang-orang yang ia yakini akan menjadi bangsa pemenang.
Konsekuensi dan Berkah
Ketika para prajurit raja datang mencari para mata-mata, Rahab dengan cerdik berbohong, mengatakan bahwa mereka telah pergi sebelum pintu kota ditutup dan menyarankan agar para prajurit mengejar mereka. Setelah para prajurit pergi, Rahab kembali ke atap, memberi tahu para mata-mata tentang ketakutan penduduk Yerikho dan meminta mereka berjanji untuk menyelamatkan keluarganya ketika Israel menaklukkan kota itu. Para mata-mata setuju, dan memberinya instruksi untuk mengikat seutas tali merah di jendelanya sebagai tanda, agar rumahnya dan seluruh keluarganya diselamatkan.
Kisah Yosua 2:2 dan kelanjutannya adalah pengingat bahwa iman dapat ditemukan di tempat-tempat yang tak terduga, dan bahwa tindakan keberanian yang didorong oleh keyakinan dapat membawa berkat yang luar biasa. Rahab, seorang wanita asing dan pendosa, tidak hanya diselamatkan bersama keluarganya, tetapi namanya juga tercatat dalam silsilah Yesus Kristus (Matius 1:5), sebuah kehormatan yang luar biasa yang menunjukkan bagaimana Tuhan dapat bekerja melalui siapa pun yang percaya kepada-Nya.