Lalu undian jatuh kepada keturunan Harun dari suku Lewi; dari suku Yehuda, suku Simeon dan suku Zebulon mereka mendapat dua belas kota.
Kisah pembagian tanah Kanaan bagi suku-suku Israel adalah salah satu bagian terpenting dalam kitab Yosua. Ayat 4 dari pasal 21, Yosua 21:4, secara spesifik menyoroti bagaimana janji Tuhan tergenapi bagi suku Lewi, khususnya bagi keturunan Harun. Ayat ini bukan sekadar catatan geografis tentang distribusi tanah, melainkan sebuah manifestasi dari kesetiaan Tuhan terhadap perjanjian-Nya. Suku Lewi, yang dipilih Tuhan untuk pelayanan di Kemah Suci dan kemudian Bait Allah, tidak mendapat bagian tanah warisan seperti suku-suku lainnya. Sebagai gantinya, mereka dijanjikan bahwa Tuhan sendiri adalah bagian warisan mereka, dan mereka akan diberikan kota-kota untuk didiami serta padang rumput di sekelilingnya.
Ayat Yosua 21:4 menyatakan dengan jelas bahwa dari suku Yehuda, suku Simeon, dan suku Zebulon, keturunan Harun dari suku Lewi mendapatkan dua belas kota. Pembagian ini dilakukan berdasarkan undian, sebuah metode yang menunjukkan pengarahan ilahi yang teliti dan adil. Ini bukan hasil kebetulan, melainkan sebuah proses yang diatur untuk memastikan bahwa setiap suku, termasuk suku Lewi yang unik perannya, menerima bagian mereka sesuai dengan kehendak Tuhan. Pengumpulan kota-kota ini dari tiga suku yang berbeda juga menggarisbawahi sifat non-teritorial dari pelayanan suku Lewi; mereka ditempatkan di seluruh negeri untuk melayani dan mengajarkan hukum Tuhan kepada seluruh umat Israel.
Penting untuk memahami konteks di balik ayat ini. Setelah penaklukan Kanaan, tantangan berikutnya adalah pembagian tanah yang adil bagi kedua belas suku Israel. Pembagian ini dipimpin oleh Yosua di bawah arahan Tuhan. Bagi suku Lewi, status mereka sebagai pelayan Tuhan memberikan mereka kekhususan. Mereka tidak perlu terlibat dalam peperangan untuk memperebutkan tanah, dan mereka tidak perlu mengolah tanah untuk mencari nafkah. Sebaliknya, suku-suku lainlah yang bertanggung jawab untuk menyediakan kota-kota dan sumber daya bagi mereka. Yosua 21:4 adalah bukti konkret dari pemenuhan janji Tuhan ini. Dua belas kota ini adalah tempat tinggal mereka, pusat pelayanan mereka, dan jaminan bahwa kebutuhan mereka akan selalu terpenuhi.
Dalam terang Yosua 21:4, kita melihat sebuah prinsip yang kekal: Tuhan menghargai mereka yang melayani Dia dengan setia. Janji Tuhan selalu dapat diandalkan. Meskipun jalan menuju pemenuhan janji itu mungkin tampak rumit atau membutuhkan waktu, kesetiaan Tuhan tidak pernah goyah. Bagi keturunan Harun, mendapatkan bagian mereka dari tiga suku yang berbeda menunjukkan integrasi spiritual seluruh bangsa Israel. Mereka menjadi pengingat konstan akan kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya dan pentingnya hidup sesuai dengan firman-Nya. Kisah ini mengajak kita untuk mempercayai janji-janji Tuhan dalam hidup kita, bahkan ketika keadaan tampak tidak pasti. Tuhan akan selalu menyediakan apa yang kita butuhkan, terutama jika hati kita tertuju untuk melayani Dia.
Penempatan kota-kota ini tidak hanya untuk tempat tinggal, tetapi juga untuk menjadi pusat pengajaran dan pengayoman bagi umat Allah. Imam dan orang Lewi yang tinggal di kota-kota ini memiliki tugas untuk mengajarkan hukum Taurat kepada seluruh Israel, serta bertindak sebagai hakim dalam perselisihan. Dengan demikian, Yosua 21:4 bukan hanya tentang tanah, tetapi tentang fondasi spiritual bagi bangsa Israel yang baru terbentuk di tanah perjanjian. Ini adalah pengingat bahwa berkat Tuhan tidak hanya bersifat materi, tetapi juga mencakup tatanan spiritual dan kebenaran yang menopang kehidupan umat-Nya.