Yosua 22:12

"Oleh sebab itu, orang Israel yang diam di tanah Kanaan, berdirilah di satu tempat; dan di satu tempatlah engkau harus mempersembahkan korban bakaranmu, korban sembelihanmu dan korban persembahanmu, persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban-korban nadamu dan korban-korban sukarela-mu."

Ayat Yosua 22:12 ini merupakan bagian penting dari narasi dalam Kitab Yosua, yang mencatat periode setelah bangsa Israel berhasil menduduki tanah perjanjian. Konteks ayat ini adalah kesalahpahaman yang timbul antara suku-suku di sebelah timur Sungai Yordan dengan suku-suku di sebelah barat. Suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye yang telah diberi tanah di seberang Yordan, membangun sebuah mezbah yang besar di dekat Sungai Yordan.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi suku-suku lainnya. Mereka melihat pembangunan mezbah tersebut sebagai tindakan pemberontakan terhadap TUHAN dan tanda pemisahan dari ibadah bersama yang berpusat di tabernakel di Silo. Kekhawatiran ini sangat beralasan, mengingat sejarah panjang bangsa Israel dalam menyembah berhala dan menyimpang dari ketetapan Tuhan. Pengalaman pahit ini membuat mereka segera bertindak.

Ilustrasi dua kelompok orang berdiskusi di dekat sungai dengan latar belakang pegunungan Dua kelompok orang yang berbeda mewakili suku-suku Israel, tampak sedang berdiskusi dengan tenang di tepi sungai, dengan pemandangan alam yang damai sebagai latar belakang. West East

Dalam respons mereka, para pemimpin Israel tidak langsung menghakimi, melainkan mengutus sekelompok perwakilan, termasuk Pinehas sang imam, untuk mencari klarifikasi. Ayat Yosua 22:12 inilah yang kemudian diucapkan oleh para pemimpin ini kepada perwakilan dari suku-suku timur Yordan. Pesan inti dari ayat ini adalah seruan untuk persatuan dan ketaatan pada ibadah yang terpusat. TUHAN telah menetapkan di mana ibadah yang benar harus dilakukan, yaitu di tempat yang Dia pilih. Mezbah yang dibangun di tepi Yordan berpotensi menjadi sumber perpecahan iman dan praktik.

Perwakilan dari suku-suku barat menekankan pentingnya menjaga keutuhan umat Israel dalam penyembahan kepada TUHAN. Mereka menjelaskan bahwa seluruh bangsa Israel harus tetap terikat pada perjanjian dan pusat ibadah yang telah ditetapkan, agar tidak tersesat. Keinginan untuk membangun mezbah itu diakui sebagai sebuah niat baik, namun cara yang ditempuh salah dan berpotensi menimbulkan masalah besar. Mereka khawatir bahwa mezbah tersebut akan menjadi batu sandungan bagi generasi mendatang, yang dapat menyesatkan mereka untuk menyembah ilah lain atau menciptakan praktik ibadah yang menyimpang.

Suku-suku timur Yordan akhirnya menjelaskan niat mereka. Mereka menyatakan bahwa mezbah itu bukan untuk korban bakaran atau persembahan, melainkan sebagai saksi bahwa mereka juga memiliki bagian dalam TUHAN dan merupakan bagian dari umat Israel yang sama. Setelah mendengar penjelasan ini, para pemimpin dari suku-suku barat merasa lega dan memuji TUHAN. Pesan Yosua 22:12 mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesatuan dalam iman dan ketaatan pada perintah Tuhan, serta kewaspadaan agar tidak ada praktik yang dapat memecah belah persekutuan orang percaya.

Ayat ini menyoroti bagaimana kesalahpahaman dapat muncul bahkan di antara orang-orang yang memiliki tujuan yang sama, namun cara penafsiran atau tindakan mereka berbeda. Pentingnya komunikasi yang jujur, kejernihan instruksi ilahi, dan niat yang murni menjadi pelajaran berharga dari peristiwa ini. Yosua 22:12 mengajarkan bahwa dalam setiap aspek kehidupan, terutama dalam hal rohani, kita harus selalu kembali kepada Firman Tuhan dan memprioritaskan kesatuan dalam kasih Kristus.