Yosua 22:31

"Lalu berkatalah Pinehas, anak imam Eleazar, kepada bani Ruben dan bani Gad serta bani Manasye: 'Pada hari ini kami tahu, bahwa TUHAN menyertai kamu, karena kamu tidak melakukan perbuatan yang salah terhadap TUHAN itu. Sekarang kamu telah melepaskan bani Israel dari tangan TUHAN.'"

Firman Tuhan yang tercatat dalam Yosua 22:31 membawa kita pada sebuah momen krusial dalam sejarah bangsa Israel, yaitu setelah mereka menyelesaikan penaklukan Tanah Perjanjian. Ayat ini merupakan respons dari Pinehas, seorang imam besar, kepada suku Ruben, Gad, dan separuh suku Manasye. Cerita di balik ayat ini adalah ketika suku-suku yang tinggal di sebelah timur Sungai Yordan membangun sebuah altar yang tampak sangat mirip dengan altar persembahan di kemah pertemuan.

Perbuatan ini menimbulkan kekhawatiran besar di antara suku-suku lain yang berada di sebelah barat Yordan. Mereka menafsirkan pembangunan altar tersebut sebagai tanda pemberontakan dan penyembahan berhala, yang sangat dilarang oleh hukum Taurat Tuhan. Ketakutan akan murka Tuhan menyelimuti seluruh umat Israel, dan sebuah delegasi yang dipimpin oleh Pinehas diutus untuk mengklarifikasi situasi.

Ketika delegasi tiba dan berbicara dengan suku-suku timur, mereka menjelaskan bahwa altar tersebut dibangun bukan untuk tujuan persembahan, melainkan sebagai monumen peringatan. Altar itu dimaksudkan sebagai saksi bahwa mereka juga adalah bagian dari bangsa Israel yang sama, yang dipimpin oleh Tuhan Yosua untuk merebut tanah Kanaan. Mereka tidak ingin generasi mendatang menganggap mereka terpisah dari ibadah kepada Tuhan yang telah dinyatakan kepada seluruh Israel.

Yosua 22:31 mencatat puncak dari dialog dan klarifikasi tersebut. Pinehas, setelah mendengarkan penjelasan yang tulus dan meyakinkan dari saudara-saudara mereka, mengakui bahwa Tuhan memang menyertai suku-suku Ruben, Gad, dan Manasye. Pernyataannya yang kuat, "Pada hari ini kami tahu, bahwa TUHAN menyertai kamu, karena kamu tidak melakukan perbuatan yang salah terhadap TUHAN itu," menunjukkan kelegaan dan pengampunan. Ia melanjutkan, "Sekarang kamu telah melepaskan bani Israel dari tangan TUHAN." Kalimat terakhir ini sangat penting, karena menunjukkan bahwa dengan tindakan klarifikasi dan penolakan terhadap niat jahat, mereka telah mencegah potensi hukuman ilahi yang mungkin menimpa seluruh Israel.

Ayat ini mengajarkan banyak hal penting. Pertama, pentingnya komunikasi yang jelas dan terbuka dalam mencegah kesalahpahaman yang dapat berujung pada konflik. Kedua, bahaya dari prasangka dan penghakiman yang terburu-buru. Ketiga, dan yang terpenting, kebenaran dari pengakuan Pinehas bahwa Tuhan hadir dan bekerja melalui umat-Nya yang taat. Ketika suku-suku timur tidak berniat melawan Tuhan, Tuhan justru menyertai mereka dan membela mereka melalui pengakuan Pinehas. Ini adalah bukti nyata bahwa kejujuran, niat yang murni, dan ketulusan hati di hadapan Tuhan akan selalu mendatangkan kedamaian dan pemeliharaan ilahi. Altar yang awalnya menimbulkan kecurigaan, akhirnya menjadi simbol persatuan dan pengingat akan kesetiaan bangsa Israel kepada Tuhan yang satu.