Ayat Yosua 24:4 merupakan bagian dari pidato penutup Yosua kepada bangsa Israel, di dataran Sikhem. Dalam momen krusial ini, Yosua tidak hanya mengingatkan umat Tuhan tentang perbuatan-perbuatan besar yang telah Tuhan lakukan bagi mereka di masa lalu, tetapi juga menekankan tanggung jawab mereka untuk setia kepada perjanjian dengan Allah. Ayat ini secara spesifik merujuk pada cara Tuhan memberikan anugerah dan kepemilikan kepada leluhur mereka, Yakub dan Yusuf.
Pemberian "betara-betara" kepada Yakub bisa diartikan sebagai pemberian tanah atau wilayah untuk mereka tinggali dan kuasai. Ini mengingatkan kita pada janji Tuhan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub mengenai keturunan yang banyak dan tanah perjanjian. Keberadaan betara-betara di pegunungan Seir, tempat Esau dan keturunannya tinggal, mengindikasikan bahwa Tuhan, dalam kedaulatan-Nya, telah mengatur dan memberikan bagian bagi umat-Nya bahkan di wilayah yang berdekatan dengan bangsa lain. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang mengatur segala sesuatu, termasuk pembagian wilayah dan sejarah bangsa-bangsa.
Sementara itu, "domba-domba" yang diberikan kepada Yusuf melambangkan kemakmuran, kelimpahan, dan perlindungan. Yusuf adalah leluhur dari dua suku besar Israel, Efraim dan Manasye. Pemberian ini bukan hanya sekadar kepemilikan materi, tetapi juga gambaran berkat rohani dan pemeliharaan ilahi yang terus menyertai keturunan Yusuf. Tuhan tidak hanya memberikan mereka "betara-betara" untuk ditinggali, tetapi juga sumber daya untuk menopang kehidupan mereka.
Inti dari penyebutan ayat ini oleh Yosua adalah untuk menegaskan kembali kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan. Sejarah Israel penuh dengan campur tangan Tuhan yang luar biasa, mulai dari keluarnya mereka dari Mesir, hingga pemberian tanah Kanaan. Yosua ingin memastikan bahwa bangsa itu tidak melupakan dari mana semua berkat itu berasal. Pemberian tanah dan kelimpahan bukanlah hasil dari kekuatan mereka sendiri, melainkan murni karunia dari Allah.
Namun, ayat ini juga berfungsi sebagai panggilan untuk tanggapan dari pihak Israel. Yosua kemudian akan melanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan retoris yang menantang mereka untuk memilih: apakah mereka akan tetap beribadah kepada Tuhan yang telah menyelamatkan dan memberkati mereka, atau mereka akan mengikuti dewa-dewa bangsa lain? "Betara-betara" dan "domba-domba" yang mereka terima dari Tuhan adalah bukti nyata dari kasih setia-Nya, dan bukti ini seharusnya mengikat mereka untuk berserah dan taat.
Dalam konteks modern, Yosua 24:4 mengingatkan kita bahwa segala berkat dan kemampuan yang kita miliki berasal dari Tuhan. Ia adalah sumber segala kebaikan. Pengakuan atas kedaulatan dan kebaikan Tuhan ini seharusnya mendorong kita untuk hidup dalam kesetiaan kepada-Nya, menolak segala bentuk penyembahan berhala modern, baik itu materi, kekuasaan, maupun diri sendiri. Memahami sejarah keselamatan Tuhan bagi umat-Nya adalah fondasi yang kuat untuk membangun hidup yang didedikasikan bagi kemuliaan-Nya.