Ayat Yosua 24:5 ini merupakan pengingat yang kuat dari Yosua kepada bangsa Israel tentang tindakan penyelamatan yang luar biasa dari Allah. Ayat ini tidak hanya menceritakan peristiwa sejarah, tetapi juga menjadi dasar bagi pemahaman kita tentang kesetiaan dan kekuatan Tuhan yang senantiasa hadir bagi umat-Nya.
Dalam konteks Perjanjian Lama, Keluaran dari Mesir adalah peristiwa monumental yang membentuk identitas bangsa Israel. Selama ratusan tahun, mereka hidup sebagai budak di tanah Mesir, mengalami penindasan yang berat. Namun, Tuhan mendengar seruan mereka dan bangkit untuk membebaskan mereka. Musa diutus sebagai alat-Nya, dan melalui sepuluh tulah serta akhirnya penyeberangan Laut Merah, Tuhan mendemonstrasikan kuasa-Nya yang dahsyat atas setiap dewa Mesir dan penguasa duniawi.
Yosua mengingatkan mereka bahwa Allah sendirilah yang melakukan perjalanan besar ini. Ia tidak hanya mengirim malaikat atau utusan, tetapi Dia sendiri yang memimpin. Frasa "Aku telah membawa ayah-ayahmu keluar dari Mesir" menekankan peran aktif dan ilahi Allah. Ini bukan sekadar keberuntungan atau kebetulan sejarah; ini adalah campur tangan langsung dari Sang Pencipta alam semesta. Keterangan mengenai orang Mesir yang mengejar dengan kereta dan kudanya menggarisbawahi betapa mengerikannya situasi pada saat itu. Seolah-olah tidak ada jalan keluar, dan murka Firaun tampak tak terhentikan. Namun, di situlah kebesaran Allah justru diperlihatkan.
Penyeberangan Laut Merah menjadi gambaran visual yang paling dramatis dari kuasa Allah. Air yang bergelombang surut, menciptakan jalan yang kering bagi bangsa Israel untuk berjalan, sementara musuh mereka tenggelam dalam lautan yang kembali menutup. Ini adalah tindakan penyelamatan yang tidak hanya membebaskan mereka secara fisik, tetapi juga menandai dimulainya perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian. Ayat ini mengingatkan bahwa Allah sanggup membuka jalan di tengah situasi yang paling mustahil.
Mengapa Yosua mengingatkan hal ini kepada bangsa Israel? Karena mereka kini berada di ambang memasuki tanah yang dijanjikan, tanah Kanaan. Sejarah panjang mereka dipenuhi dengan pengalaman-pengalaman bersama Tuhan, baik yang sulit maupun yang ajaib. Yosua ingin memastikan bahwa mereka tidak melupakan siapa Allah yang telah membawa mereka sejauh ini dan apa yang telah Dia lakukan. Mengingat kembali tindakan-tindakan Allah di masa lalu adalah cara untuk membangun iman dan keyakinan bagi masa depan. Ini adalah prinsip yang relevan bagi kita juga.
Dalam kehidupan kita, seringkali kita dihadapkan pada tantangan, ketakutan, dan situasi yang terasa tak teratasi. Sama seperti bangsa Israel yang dikejar oleh pasukan Mesir, kita mungkin merasa terpojok oleh masalah finansial, penyakit, kegagalan, atau keraguan. Namun, Yosua 24:5 mengajarkan kita bahwa Allah yang sama yang membuka Laut Merah dan membawa umat-Nya keluar dari perbudakan adalah Allah yang sama yang bekerja dalam kehidupan kita saat ini. Dia adalah Allah yang setia pada janji-janji-Nya dan memiliki kuasa untuk menuntun kita melewati setiap badai.
Kita dipanggil untuk merenungkan dan mengakui perbuatan-perbuatan Allah dalam perjalanan hidup kita. Setiap kali kita berhasil melewati kesulitan, setiap kali kita menemukan solusi tak terduga, setiap kali kita merasakan kehadiran dan tuntunan-Nya, itu adalah bukti kesetiaan-Nya. Mengingat kembali “lautan” yang telah Ia buka untuk kita, atau “padang gurun” yang telah Ia sediakan kebutuhan kita, akan memperkuat iman kita dan mendorong kita untuk terus taat pada firman-Nya, sama seperti Yosua menyerukan kepada umatnya. Janji Tuhan dalam Yosua 24:5 adalah janji keselamatan, penuntunan, dan pemeliharaan yang kekal bagi mereka yang percaya.