Yosua 3:14

"Ketika bangsa itu bersiap untuk menyeberang Sungai Yordan, dan ketika para imam yang memikul tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu."

Simbol awan yang melambangkan perubahan dan perjalanan

Ayat Yosua 3:14 membuka tirai sejarah bangsa Israel menuju sebuah momen krusial dalam perjalanan mereka. Setelah bertahun-tahun mengembara di padang gurun, tibalah saatnya untuk melintasi Sungai Yordan yang deras dan memasuki Tanah Perjanjian. Kata-kata "Ketika bangsa itu bersiap untuk menyeberang..." bukan sekadar deskripsi geografis, melainkan penggambaran sebuah langkah iman yang monumental. Ini adalah peralihan dari masa lalu yang penuh ujian menuju masa depan yang dijanjikan oleh Tuhan.

Bayangkan adegan itu. Sungai Yordan, yang pada musim panen (dan Yosua menyeberang pada musim panen) arusnya sangat deras dan meluap hingga ke tepiannya. Bagi bangsa yang tidak memiliki perahu atau jembatan yang memadai, penyeberangan ini tampak mustahil. Ada ketakutan, keraguan, dan mungkin juga nostalgia akan kemudahan hidup di padang gurun meskipun dalam kondisi kekurangan. Namun, di tengah segala ketidakpastian itu, Tuhan telah memberikan perintah yang jelas: berjalanlah.

Poin penting dalam ayat ini adalah peran para imam yang memikul tabut perjanjian. Tabut Perjanjian adalah lambang kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Ia bukan sekadar artefak, melainkan pengingat visual akan perjanjian kudus antara Tuhan dan Israel, serta sumber kuasa ilahi. Ketika para imam, yang notabene adalah manusia fana dengan segala keterbatasannya, berjalan di depan, membawa simbol kehadiran Tuhan, hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan penyeberangan bukanlah karena kekuatan manusia, melainkan karena Tuhan sendiri yang memimpin.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap langkah penting yang kita ambil dalam hidup, terutama yang terasa menakutkan atau berada di luar jangkauan kemampuan kita, kita dipanggil untuk bersiap dan bergerak. "Bersiap" bukan hanya berarti mempersiapkan logistik atau strategi, tetapi lebih dari itu, mempersiapkan hati untuk mempercayai pimpinan Tuhan. "Berjalan" adalah tindakan ketaatan yang aktif. Kita tidak bisa menunggu sungai surut dengan sendirinya, kita harus mengambil langkah pertama, dengan keyakinan bahwa Tuhan akan membuka jalan.

Pemandangan para imam di depan juga mengingatkan kita akan pentingnya peran rohani dalam sebuah komunitas atau keluarga. Pemimpin rohani, atau mereka yang memiliki tanggung jawab untuk memimpin dalam hal iman, harus berada di garda terdepan, menjadi teladan dalam ketaatan dan kepercayaan kepada Tuhan, terutama saat menghadapi tantangan besar. Keberanian mereka akan menginspirasi dan memberikan keyakinan bagi orang-orang yang mengikuti.

Yosua 3:14 adalah sebuah pengingat yang kuat bahwa iman bukan hanya tentang keyakinan pasif, tetapi tentang tindakan responsif terhadap firman Tuhan, terutama ketika kita dihadapkan pada "sungai Yordan" dalam hidup kita. Baik itu tantangan karier, perubahan besar dalam kehidupan keluarga, atau panggilan pelayanan yang baru, kita dipanggil untuk melangkah dengan iman, mengetahui bahwa Tuhan yang memimpin.