Ilustrasi batu-batu peringatan di tepi sungai Yordan Yordan Sungai Batu Batu Batu

Yosua 4:22 - Mengenang Perbuatan Ajaib Tuhan

"Maka kamu harus memberitahukannya kepada anak-anakmu: Daging ini adalah sisa-sisa domba yang dikorbankan, dan batu-batu ini telah kami ambil dari tengah-tengah Sungai Yordan, setelah tabut perjanjian TUHAN menyeberanginya."

Ayat Yosua 4:22 adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya mengingat dan mewariskan perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan kepada generasi mendatang. Kisah ini berlatar belakang ketika bangsa Israel baru saja menyeberangi Sungai Yordan secara ajaib untuk memasuki Tanah Perjanjian, sebuah peristiwa yang menandai pencapaian monumental setelah empat puluh tahun mengembara di padang gurun. Yosua, sang pemimpin bangsa Israel pada masa itu, diperintahkan oleh Tuhan untuk mengambil dua belas batu dari tengah-tengah Yordan dan mendirikannya sebagai tanda peringatan.

Batu-batu ini bukan sekadar tumpukan batu biasa. Mereka adalah monumen hidup yang sarat makna. Ketika anak-anak mereka kelak bertanya tentang makna batu-batu tersebut, orang tua Israel diperintahkan untuk menceritakan kisah yang luar biasa ini. Mereka harus menjelaskan bahwa batu-batu itu diambil dari dasar Sungai Yordan yang saat itu terhenti aliran airnya, persis saat tabut perjanjian Tuhan menyeberanginya. Ini adalah bukti nyata dari kuasa Tuhan yang mendahului mereka, membuka jalan di tempat yang tampaknya mustahil.

Dalam konteks modern, Yosua 4:22 menginspirasi kita untuk tidak melupakan pertolongan dan campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Seringkali, dalam kesibukan sehari-hari, kita cenderung melupakan mukjizat-mukjizat kecil maupun besar yang telah Tuhan lakukan. Kita mungkin menghadapi tantangan baru, dan pada saat-saat sulit itulah ingatan akan perbuatan Tuhan di masa lalu dapat menjadi sumber kekuatan dan pengharapan yang tak ternilai.

Pesan penting lainnya dari ayat ini adalah tentang pewarisan iman. Generasi tua memiliki tanggung jawab untuk menceritakan kisah-kisah iman kepada generasi muda. Ini bukan hanya tentang menceritakan sejarah, tetapi tentang mentransfer pengalaman rohani dan keyakinan akan kebaikan Tuhan. Melalui cerita, kesaksian, dan teladan, kita dapat membantu anak-anak kita untuk membangun fondasi iman yang kuat, yang akan menopang mereka dalam perjalanan hidup mereka. Dengan memahami dan menghargai apa yang telah Tuhan lakukan, kita dapat menumbuhkan rasa syukur yang mendalam dan memperkuat hubungan kita dengan Pencipta.

Oleh karena itu, mari kita jadikan Yosua 4:22 sebagai pengingat pribadi. Perhatikanlah setiap pertolongan Tuhan, setiap jawaban doa, setiap kali Ia membuka jalan di hadapan kita. Dokumentasikanlah, ceritakanlah kepada keluarga, dan jangan biarkan pengalaman iman kita terkubur oleh waktu. Biarlah kisah-kisah perbuatan ajaib Tuhan menjadi warisan berharga yang terus kita hidupkan, menginspirasi, dan menguatkan kita serta generasi yang akan datang. Ingatlah selalu, Tuhan adalah Tuhan yang setia, yang senantiasa bekerja untuk kebaikan umat-Nya.