Ayat Yosua 4:4 bukan sekadar sebuah instruksi, melainkan sebuah perintah yang sarat makna dan bertujuan fundamental bagi bangsa Israel. Perintah ini datang pada momen krusial dalam sejarah mereka: setelah mereka berhasil menyeberangi Sungai Yordan dalam keadaan kering, sebuah mukjizat besar yang menandai dimulainya penaklukan tanah perjanjian. Yosua, sebagai pemimpin baru setelah Musa, diperintahkan oleh Tuhan untuk membuat sebuah tugu peringatan yang monumental. Tugu ini bukan dibangun dari batu biasa, melainkan dari batu-batu yang diambil langsung dari tengah-tengah dasar sungai Yordan yang telah dikeringkan oleh kuasa ilahi.
Ilustrasi batu-batu peringatan di tengah dasar sungai Yordan yang mengering, melambangkan mukjizat.
Tujuan Batu Peringatan
Perintah Yosua untuk mengambil dua belas batu, masing-masing mewakili satu suku Israel, memiliki beberapa tujuan penting. Pertama, sebagai tanda visual yang permanen tentang kehebatan dan kesetiaan Tuhan. Menyeberangi Sungai Yordan bukanlah hal yang mudah; pada musim panen, sungai ini meluap dan menjadi penghalang yang tak teratasi oleh kekuatan manusia. Namun, Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dengan menghentikan aliran air, memungkinkan umat-Nya menyeberang dengan aman. Batu-batu ini akan menjadi saksi bisu kebesaran Tuhan bagi generasi mendatang.
Kedua, batu-batu ini berfungsi sebagai alat pengajaran yang efektif. Ketika anak cucu bertanya, "Apakah maksud batu-batu ini?" para orang tua dapat menceritakan kembali kisah penyeberangan Yordan dan bagaimana Tuhan membawa mereka dari perbudakan di Mesir ke tanah perjanjian. Ini adalah cara untuk memastikan bahwa sejarah keselamatan dan perbuatan ajaib Tuhan tidak dilupakan. Pengetahuan tentang sejarah iman adalah fondasi yang kuat untuk generasi mendatang dalam memahami identitas dan tujuan mereka sebagai umat pilihan Tuhan.
Warisan Iman
Lebih dari sekadar peringatan fisik, Yosua 4:4 mengingatkan kita akan pentingnya mengingat dan merayakan perbuatan Tuhan dalam hidup kita. Seperti bangsa Israel, kita sering menghadapi "sungai Yordan" dalam hidup kita, rintangan yang tampaknya mustahil untuk diatasi. Namun, Tuhan senantiasa menunjukkan kesetiaan-Nya dan membuka jalan bagi kita.
Membuat "batu peringatan" pribadi dalam hidup kita berarti secara aktif mengingat dan mensyukuri campur tangan Tuhan. Ini bisa berupa pencatatan peristiwa-peristiwa penting, membuat pengingat visual, atau hanya menceritakan kisah-kisah iman kepada orang lain. Tujuannya sama: agar kebesaran Tuhan tidak hanya diketahui, tetapi juga dirasakan dan dihidupi oleh setiap generasi. Mari kita terus mengingat dan menceritakan karya-karya ajaib Tuhan, sehingga iman kita terus bertumbuh dan menjadi warisan yang berharga bagi sesama.