Kisah penaklukan Yerikho yang dicatat dalam Kitab Yosua adalah salah satu narasi paling dramatis dalam sejarah Israel kuno. Ayat Yosua 6:4 memberikan instruksi spesifik dari Tuhan kepada Yosua dan bangsa Israel mengenai cara mereka harus mendekati kota yang bertembok kuat itu. Perintah ini terdengar tidak lazim pada pandangan manusia: mengelilingi kota itu sekali sehari selama enam hari, dan kemudian tujuh kali pada hari ketujuh, bersama dengan para imam yang meniup trompet dan umat bersenjata yang mengawal.
Pada mulanya, instruksi ini mungkin menimbulkan kebingungan dan keraguan di hati banyak orang. Bagaimana mungkin sekadar mengelilingi sebuah kota dapat meruntuhkan temboknya yang menjulang tinggi? Yerikho dikenal sebagai kota yang dijaga ketat, dengan pertahanan yang tampak tak tertembus. Namun, Tuhan tidak meminta Israel untuk mengandalkan kekuatan militer mereka semata. Dia ingin mereka bergantung sepenuhnya pada-Nya dan mematuhi perintah-Nya dengan setia. Kisah ini menekankan pentingnya iman dan ketaatan dalam menghadapi tantangan yang tampaknya mustahil.
Perintah dalam Yosua 6:4 bukanlah tentang strategi perang konvensional, melainkan sebuah demonstrasi ilahi. Ini adalah cara Tuhan untuk menunjukkan kepada bangsa Israel, dan juga kepada bangsa Kanaan yang tinggal di sana, bahwa kemenangan tidak datang dari kemampuan manusia, tetapi dari kuasa Allah. Dengan mengikuti instruksi ini, Israel menunjukkan iman mereka yang teguh kepada janji-janji Allah dan kuasa-Nya yang tak terbatas. Setiap kali mereka mengelilingi kota itu, itu adalah tindakan iman yang berulang, memperkuat keyakinan mereka bahwa Tuhan akan mewujudkan janji-Nya.
Pada hari yang ketujuh, Tuhan memberikan instruksi tambahan untuk mengelilingi kota itu tujuh kali, dan ketika para imam meniup trompet dengan suara yang panjang dan keras, seluruh bangsa Israel harus bersorak dengan nyaring. Saat itulah tembok Yerikho runtuh. Ini adalah puncak dari ketaatan dan iman mereka. Kisah ini mengajarkan kita pelajaran berharga tentang bagaimana menghadapi kesulitan dalam hidup. Seringkali, solusi yang diberikan Tuhan mungkin tidak sesuai dengan logika atau cara pandang duniawi kita. Kita dipanggil untuk mempercayai firman-Nya, seperti yang diinstruksikan dalam Yosua 6:4, dan untuk bertindak berdasarkan iman, bukan berdasarkan apa yang kita lihat atau pahami sepenuhnya. Ketaatan yang teguh, bahkan ketika perintahnya tampak aneh, adalah kunci untuk mengalami kuasa Allah yang luar biasa dalam hidup kita.
Penaklukan Yerikho menjadi pengingat abadi bagi umat Israel tentang kesetiaan Allah dan kebesaran kuasa-Nya. Perintah spesifik yang diberikan dalam Yosua 6:4 menjadi dasar dari kemenangan yang luar biasa ini, yang menyoroti bahwa dalam peperangan rohani maupun jasmani, ketaatan mutlak kepada firman Tuhan adalah strategi yang paling ampuh.