Yosua 8:30

"Kemudian Yosua mendirikan mezbah bagi TUHAN, Allah Israel, di Gunung Ebal,"

Ayat Yosua 8:30 membawa kita pada momen krusial dalam sejarah bangsa Israel: pendirian mezbah di Gunung Ebal. Perintah ini datang langsung dari Musa sebelumnya, sebagaimana dicatat dalam Ulangan 27:4-7. Gunung Ebal dan Gunung Gerizim adalah dua gunung yang berhadapan, yang memisahkan lembah Syehem. Keduanya memiliki peran simbolis yang sangat kuat dalam tradisi Israel. Gunung Gerizim menjadi tempat pemberkatan, sementara Gunung Ebal menjadi tempat pengutukan. Dengan mendirikan mezbah di Gunung Ebal, Yosua sedang memenuhi perintah ilahi dan menegaskan ketaatan bangsa Israel terhadap hukum Tuhan di tanah perjanjian yang baru mereka masuki.

GUNUNG EBAL

Ilustrasi simbolis mezbah di Gunung Ebal

Langkah Yosua ini bukan hanya tindakan ritual semata, tetapi juga sebuah deklarasi teologis yang kuat. Di atas Gunung Ebal, tempat yang terkait dengan kutuk dan hukuman atas ketidaktaatan, mereka justru membangun sebuah mezbah. Ini menunjukkan bahwa penebusan dan pemulihan dimungkinkan melalui ketaatan pada Tuhan. Mereka tidak hanya mengakui keadilan Tuhan yang membawa kutuk, tetapi juga rahmat-Nya yang membuka jalan bagi ibadah dan persekutuan. Mezbah ini menjadi pengingat fisik bagi generasi mendatang tentang pentingnya mematuhi hukum Taurat yang diberikan Tuhan.

Batu-batu yang digunakan untuk membangun mezbah ini, sebagaimana disebutkan dalam ayat selanjutnya (Yosua 8:31), adalah batu-batu yang belum diolah, sesuai dengan perintah Musa. Hal ini menekankan kesederhanaan dan kemurnian ibadah yang diharapkan. Batu-batu tersebut dipilih dari Gunung Ebal itu sendiri, menghubungkan langsung tempat kutuk dengan tindakan penyembahan. Pengalaman ini menjadi fondasi bagi seluruh bangsa Israel untuk hidup dalam perjanjian dengan Tuhan di tanah Kanaan. Tindakan ini bukan hanya bersifat seremonial, tetapi juga merupakan pengajaran hidup bagi seluruh generasi tentang konsekuensi dosa dan berkat ketaatan. Yosua, sebagai pemimpin yang setia, memastikan bahwa perintah Tuhan dilaksanakan dengan tepat, mempersiapkan umat-Nya untuk kehidupan yang benar di bawah pimpinan Allah.

Mendirikan mezbah di Gunung Ebal juga menandakan dimulainya fase baru bagi Israel. Setelah kemenangan melawan Ai dan penyucian umat dari dosa Akhan, pendirian mezbah ini menjadi simbol rekonsiliasi dan pemulihan hubungan dengan Tuhan. Itu adalah momen penting yang menggarisbawahi bahwa kemenangan militer harus selalu dibarengi dengan kesetiaan rohani. Dengan mezbah itu berdiri, bangsa Israel secara publik mengikrarkan kembali janji perjanjian mereka kepada Tuhan, siap untuk menghadapi tantangan-tantangan selanjutnya dalam penaklukan tanah Kanaan. Kejadian ini menjadi bukti nyata bahwa Tuhan senantiasa hadir bersama umat-Nya, bahkan di tempat-tempat yang secara simbolis diliputi bayang-bayang kutuk, asalkan mereka berpegang teguh pada firman-Nya.