Yosua 8:32

"Juga Yosua menuliskan di atas batu-batu loh itu sebagian dari hukum Taurat Musa, yang telah ditulisnya untuk orang Israel."

Ayat Yosua 8:32 merupakan sebuah momen penting dalam narasi Kitab Yosua, yang mencatat tindakan pemimpin Israel setelah mereka berhasil menaklukkan kota Ai. Ayat ini secara spesifik menyoroti kepatuhan Yosua terhadap perintah Tuhan yang telah disampaikan melalui Musa, nabinya. Perintah tersebut adalah untuk menuliskan seluruh hukum Taurat di atas batu-batu yang besar, yang kemudian didirikan di Gunung Ebal. Tindakan ini bukan hanya sekadar mencatat, tetapi memiliki makna simbolis dan edukatif yang mendalam bagi seluruh bangsa Israel.

Penggunaan batu-batu loh yang besar dan kokoh melambangkan keabadian dan ketahanan hukum Tuhan. Berbeda dengan gulungan papirus atau perkamen yang bisa rusak seiring waktu, batu adalah material yang diperkirakan akan bertahan lama. Dengan menuliskan hukum di atas batu-batu tersebut, Yosua memastikan bahwa firman Tuhan akan tetap ada dan dapat diakses oleh generasi mendatang. Gunung Ebal sendiri, tempat batu-batu itu didirikan, adalah gunung yang sering dikaitkan dengan kutuk dalam perjanjian Musa (Ulangan 11:29). Namun, dengan adanya hukum Tuhan yang ditulis di sana, tempat yang awalnya dianggap angker menjadi monumen pengingat akan pentingnya ketaatan kepada Tuhan.

Tindakan ini juga menunjukkan komitmen Yosua untuk mendidik bangsa Israel tentang kehendak Tuhan. Menuliskan hukum Taurat di tempat yang mudah dilihat oleh semua orang, baik tua maupun muda, perempuan maupun laki-laki, adalah cara yang efektif untuk menanamkan kebenaran ilahi dalam hati mereka. Tujuannya adalah agar bangsa Israel tidak melupakan ajaran Tuhan dan senantiasa hidup sesuai dengan ketetapan-Nya. Hal ini menegaskan kembali pentingnya mempelajari dan mengaplikasikan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai ritual, tetapi sebagai panduan hidup yang fundamental.

Perintah untuk menuliskan hukum Tuhan bukanlah hal baru. Tuhan sendiri telah memerintahkan Musa sebelumnya dalam Ulangan 6:9, "dan haruslah kautuliskan pada tiang pintu di rumahmu dan pada pintu gerbangmu." Yosua 8:32 memperluas implementasi perintah ini ke skala nasional, menjadikannya bagian dari identitas bangsa Israel yang baru berakar di tanah perjanjian. Tindakan ini menjadi fondasi penting bagi kemurnian rohani bangsa Israel dan mencegah mereka jatuh ke dalam penyembahan berhala yang seringkali mengancam mereka di kemudian hari.

Lebih jauh lagi, perintah ini mengingatkan kita akan pentingnya integritas dalam menyampaikan ajaran. Yosua diperintahkan untuk menuliskan "sebagian dari hukum Taurat Musa, yang telah ditulisnya untuk orang Israel." Ini menyiratkan bahwa kelengkapan dan ketepatan dalam penyampaian firman Tuhan adalah krusial. Tidak ada penafsiran pribadi yang menyimpang atau penambahan yang tidak perlu. Hanya firman Tuhan yang murni yang harus diajarkan dan dihidupi. Dalam konteks modern, ini adalah pengingat bagi para pendidik dan pemimpin rohani untuk berpegang teguh pada kebenaran Alkitab dan menyampaikannya dengan setia kepada umat.

Melalui Yosua 8:32, kita melihat gambaran tentang bagaimana firman Tuhan seharusnya diperlakukan: dengan hormat, ketekunan, dan menjadi panduan utama dalam segala aspek kehidupan. Batu-batu loh di Gunung Ebal adalah saksi bisu akan sebuah janji, sebuah pengingat, dan sebuah fondasi yang kokoh bagi bangsa pilihan Tuhan.