Kisah dalam Yosua 9 7 membawa kita pada momen krusial dalam sejarah bangsa Israel. Setelah menaklukkan kota-kota besar di Kanaan, mereka dihadapkan pada sebuah situasi yang membutuhkan pemahaman mendalam dan, yang terpenting, kebijaksanaan. Ayat ini mencatat percakapan antara para pemimpin Israel dan orang-orang Hewi, yang datang dengan tipu muslihat.
Orang-orang Hewi, yang tampaknya menyadari kekuatan militer Israel yang luar biasa dan reputasi mereka sebagai bangsa pilihan Allah, memutuskan untuk tidak melawan secara fisik. Alih-alih, mereka memilih strategi yang cerdik: berpura-pura datang dari negeri yang jauh. Mereka mengenakan pakaian usang, membawa bekal yang sudah kering, dan meniru perilaku orang asing yang melakukan perjalanan panjang. Tujuan mereka jelas: untuk mendapatkan perjanjian damai dengan Israel agar tidak dihancurkan.
Dalam konteks ini, Yosua 9 7 menunjukkan respons orang Israel: "Boleh jadi engkau diam di tengah-tengah kami; mengapa kami memukul engkau? Sebab engkau tidak membantu kami menghadapi orang-orang yang datang dari negeri ini." Kalimat ini menarik karena mengungkapkan dua hal: pertama, adanya kesediaan untuk berdialog dan memahami, dan kedua, sebuah potensi kesalahpahaman atau kurangnya pertimbangan yang mendalam dari pihak Israel.
Frasa "Boleh jadi engkau diam di tengah-tengah kami" mengindikasikan bahwa mereka terbuka untuk mengakomodasi orang Hewi, namun didasari oleh premis yang keliru. Mereka bertanya, "mengapa kami memukul engkau?" Ini menunjukkan bahwa mereka memproses informasi yang diberikan orang Hewi sebagai kebenaran. Alasan kedua yang mereka sebutkan, "Sebab engkau tidak membantu kami menghadapi orang-orang yang datang dari negeri ini," menunjukkan bahwa mereka melihat orang Hewi sebagai pihak netral yang tidak terlibat dalam konflik sebelumnya. Padahal, kenyataannya, orang Hewi adalah penduduk asli Kanaan, sama seperti bangsa-bangsa lain yang harus ditaklukkan Israel.
Kisah ini bukan hanya tentang strategi perang, tetapi lebih dalam lagi tentang pentingnya kebijaksanaan dalam membedakan. Orang Israel seharusnya bertanya kepada Allah mengenai setiap bangsa yang mereka temui di Kanaan, sesuai dengan perintah-Nya. Namun, dalam kasus ini, mereka tampaknya bertindak berdasarkan kesan dan logika semata, tanpa mencari pimpinan ilahi yang spesifik untuk situasi ini. Akibatnya, mereka tertipu dan terikat oleh perjanjian dengan orang Hewi, yang kemudian menimbulkan masalah di kemudian hari.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari Yosua 9 7 sangat relevan bagi kehidupan kita saat ini. Kita sering kali dihadapkan pada berbagai macam informasi, klaim, dan bahkan tipu daya. Penting bagi kita untuk tidak mudah percaya begitu saja pada apa yang kita dengar atau lihat. Kita perlu mengembangkan kemampuan untuk menganalisis, memverifikasi, dan yang terpenting, memohon hikmat dari Tuhan untuk dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan. Tanpa kebijaksanaan dan pimpinan ilahi, kita pun bisa terjebak dalam keputusan yang keliru, seperti yang dialami oleh bangsa Israel dalam kisah ini.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa bahkan orang-orang yang dipilih Tuhan pun bisa membuat kesalahan jika tidak mengandalkan hikmat-Nya sepenuhnya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mencari panduan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita, agar kita dapat membuat keputusan yang bijak dan menyenangkan hati-Nya.