Yunus 1:11

"Berkatalah mereka kepadanya: "Akan kami perbuat apakah terhadapmu, supaya laut itu menjadi reda dari kami? Sebab laut itu semakin ganas."

Kisah Nabi Yunus alaihi salam, sebagaimana tercatat dalam Al-Qur'an dan juga dijumpai dalam tradisi agama samawi lainnya, menyajikan sebuah narasi penuh hikmah tentang ketaatan, pengampunan, dan keajaiban ilahi. Salah satu momen krusial dalam cerita ini terjadi ketika Nabi Yunus AS, setelah menolak perintah Allah untuk berdakwah kepada penduduk Niniwe, dilemparkan ke laut dan ditelan oleh seekor ikan besar. Ayat yang berbunyi, "Berkatalah mereka kepadanya: 'Akan kami perbuat apakah terhadapmu, supaya laut itu menjadi reda dari kami? Sebab laut itu semakin ganas,'" menjadi saksi bisu dari kepanikan dan kebingungan orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

Laut Bergelora

Ilustrasi laut yang bergelora dan ikan besar

Pada titik ini, badai yang dahsyat mengancam kapal yang ditumpangi Nabi Yunus AS. Para pelaut yang ketakutan, menyadari bahwa bencana ini disebabkan oleh salah satu dari mereka, akhirnya memutuskan untuk melemparkan Yunus ke laut setelah proses pengundian. Kalimat yang diucapkan mereka menunjukkan bahwa mereka sedang mencari solusi untuk menyelamatkan diri dari amukan alam yang seolah murka. Laut yang semakin ganas adalah manifestasi dari ketidakridhaan yang lebih besar, dan bagi mereka, melepaskan Yunus adalah satu-satunya cara yang terpikirkan untuk menenangkan badai.

Momen ini bukan hanya tentang kepanikan manusia, tetapi juga tentang kehendak ilahi yang bekerja di balik setiap peristiwa. Allah SWT telah menetapkan ujian bagi Nabi Yunus AS, sebuah pelajaran berharga yang kelak akan membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih teguh dan bertakwa. Ikan yang menelan Nabi Yunus, atas izin Allah, menjadi tempat perlindungannya sekaligus penjara sementara. Di dalam perut ikan itulah, Nabi Yunus AS bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah, mengakui kesalahannya karena telah berputus asa dari rahmat-Nya dan bertindak sebelum mendapat perintah yang jelas.

Doa Nabi Yunus AS yang terekam dalam ayat lain, "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim," menjadi inti dari pertobatannya. Kalimat "Akan kami perbuat apakah terhadapmu..." dalam ayat Yunus 1:11, meskipun diucapkan oleh orang-orang yang ketakutan, secara tidak langsung mengantar pada sebuah proses yang telah diatur oleh Sang Pencipta. Ini adalah pengingat bagi kita bahwa bahkan dalam situasi terdesak dan penuh ketakutan, ada panggilan untuk introspeksi dan mencari solusi yang lebih dalam. Laut yang ganas mungkin merupakan cerminan dari kekacauan batin yang perlu ditenangkan melalui penyerahan diri kepada kehendak Allah dan pengakuan atas kesalahan.

Kisah Yunus AS mengajarkan bahwa tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Allah untuk diatasi. Pertobatan yang tulus akan selalu menemukan jalan menuju keselamatan. Laut yang ganas dan ikan besar menjadi sarana bagi Allah untuk mendidik hamba-Nya. Akhirnya, setelah Yunus AS bertaubat, Allah memerintahkan ikan itu untuk memuntahkannya ke daratan, dan kemudian Allah menumbuhkan pohon yang rindang untuk melindunginya dari terik matahari, sebuah bentuk kasih sayang dan pengampunan-Nya. Kisah ini adalah bukti nyata bahwa pertolongan Allah datang bagi mereka yang senantiasa memohon dan bertaubat.