"Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN: Aku kembali ke Yerusalem dengan penuh belas kasihan, di sana bait-Ku akan didirikan kembali, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan tali pengukur akan direntangkan di atas Yerusalem."
Ayat Zakharia 1:16 adalah permata di tengah pesan-pesan kenabian yang terkadang keras. Ayat ini menghadirkan secercah harapan dan kepastian ilahi di masa-masa sulit bagi umat Israel pasca-pembuangan di Babel. Setelah menyaksikan kehancuran dan pembuangan, janji pemulihan yang penuh kasih dari Tuhan semesta alam menjadi sumber kekuatan yang luar biasa.
Dalam konteks sejarahnya, bangsa Israel baru saja kembali dari pengasingan panjang. Yerusalem, kota suci mereka, dan Bait Suci, pusat ibadah mereka, telah hancur lebur. Suasana hati mereka mungkin dipenuhi keputusasaan, keraguan, dan rasa lelah. Namun, melalui Nabi Zakharia, Tuhan menegaskan kembali kasih setia-Nya yang tidak pernah padam.
"Aku kembali ke Yerusalem dengan penuh belas kasihan." Kata "kembali" di sini bukanlah sekadar pergerakan fisik, melainkan ungkapan kasih dan perhatian Tuhan yang aktif terhadap umat-Nya. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka, bahkan di saat-saat tergelap. Belas kasihan-Nya adalah fondasi dari segala pemulihan.
Lebih lanjut, firman-Nya menegaskan, "di sana bait-Ku akan didirikan kembali." Ini bukan sekadar janji pembangunan fisik, tetapi janji pemulihan spiritual. Bait Suci melambangkan kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya. Dengan didirikannya kembali bait suci, Tuhan berjanji untuk kembali berdiam di antara mereka, memulihkan hubungan yang sempat renggang akibat dosa dan ketidaktaatan.
Frasa "demikianlah firman TUHAN semesta alam" menekankan otoritas dan kekuasaan Tuhan. Ia adalah penguasa segala sesuatu, dan janji-Nya pasti akan terwujud. Terakhir, "tali pengukur akan direntangkan di atas Yerusalem" melambangkan perencanaan dan pemulihan yang teliti. Tuhan tidak hanya akan memulihkan secara acak, tetapi dengan rencana yang matang, membangun kembali kota-Nya dengan presisi dan keindahan.
Bagi umat percaya saat ini, Zakharia 1:16 tetap relevan. Ia mengajarkan bahwa betapapun gelapnya keadaan kita, Tuhan senantiasa memegang kendali. Kasih setia-Nya tidak pernah berubah, dan Ia berjanji untuk memulihkan, membangun kembali, dan kembali hadir dalam kehidupan kita. Ini adalah pengingat yang indah bahwa harapan selalu ada dalam janji-janji-Nya yang penuh belas kasihan.