Demikianlah kamu akan mengadakan pendamaian untuk dirimu dan untuk anak-anakmu, dengan mempersembahkan korban pendamaian dan korban bakaran kepada TUHAN, Allahmu.
Kitab Keluaran, khususnya pasal 29 ayat 33, menyajikan sebuah momen krusial dalam narasi Israel kuno. Ayat ini merupakan bagian dari instruksi Tuhan kepada Musa mengenai penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam-imam bagi Tuhan. Perintah ini bukan sekadar ritual belaka, melainkan fondasi spiritual yang kuat untuk hubungan antara Tuhan dan umat-Nya. Ayat keluaran 29 33 berbicara secara gamblang tentang bagaimana pendamaian dapat dicapai, dan betapa pentingnya hal ini bagi keberlangsungan bangsa Israel secara spiritual.
Simbol Pendamaian
Inti dari keluaran 29 33 adalah konsep pendamaian. Dalam konteks Perjanjian Lama, pendamaian dicapai melalui serangkaian ritual pengorbanan yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Korban pendamaian dan korban bakaran yang disebutkan dalam ayat ini bukan hanya sekadar hewan yang disembelih, tetapi merupakan simbol dari dosa yang harus ditanggung dan penebusan yang ditawarkan. Keberadaan para imam yang ditahbiskan secara khusus untuk menjalankan ritual ini menegaskan betapa sentralnya peran mereka sebagai perantara antara Tuhan yang kudus dan umat-Nya yang masih hidup dalam keterbatasan dosa.
Tuhan menginginkan agar bangsa Israel, melalui para imamnya, senantiasa diingatkan akan kebutuhan akan pendamaian. Ini bukan hanya untuk kesalahan-kesalahan besar, tetapi juga untuk menjaga kekudusan hubungan dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempersembahkan korban, umat Israel secara kolektif dan individu dapat mendekat kepada Tuhan tanpa rasa takut akan murka-Nya, karena dosa mereka telah "ditutupi" oleh pengorbanan yang sah. Hal ini juga mempersiapkan mereka untuk memahami konsep penebusan yang lebih besar di kemudian hari.
Ayat keluaran 29 33 tidak hanya berbicara tentang tugas, tetapi juga tentang konsekuensi positif dari ketaatan. Dengan terjadinya pendamaian, Tuhan menjanjikan keberadaan dan pemeliharaan-Nya bagi Israel. Para imam, yang mewakili umat, menjadi saluran berkat Tuhan. Keberadaan mereka di hadapan Tuhan adalah jaminan bahwa Tuhan akan terus berinteraksi dengan umat-Nya, memberikan bimbingan, perlindungan, dan penyertaan.
Tanggung jawab penahbisan imam dan pelaksanaan ritual ini menunjukkan bahwa hubungan yang benar dengan Tuhan membutuhkan persiapan, kekudusan, dan pengorbanan. Namun, di balik tuntutan tersebut, tersembunyi janji kemurahan Tuhan. Perjanjian yang dibangun di atas dasar pengorbanan ini memastikan bahwa Tuhan akan tetap menjadi Allah mereka, dan mereka akan tetap menjadi umat-Nya. Instruksi-instruksi dalam Keluaran 29, termasuk ayat keluaran 29 33, adalah panduan praktis untuk menjaga hubungan yang hidup dan bermakna dengan Tuhan yang Maha Kuasa. Hal ini mengajarkan kita bahwa kedekatan dengan Tuhan selalu melibatkan pengakuan akan kebutuhan akan penebusan dan ketaatan pada tuntunan-Nya.