Zakharia 13:3

"Dan akan terjadi, apabila ada orang yang bernubuat, maka ayah dan ibunya yang melahirkannya akan berkata kepadanya: 'Engkau tidak akan hidup, karena engkau mengucapkan dusta demi nama TUHAN!' Dan ayah serta ibunya yang melahirkannya akan menusuk dia, apabila ia bernubuat."

Nubuat Sang Penyelamat: Memahami Zakharia 13:3

Kitab Zakharia, salah satu kitab kenabian dalam Perjanjian Lama, penuh dengan penglihatan dan nubuat yang mendalam mengenai masa depan Israel dan kedatangan Sang Mesias. Di antara ayat-ayat yang kaya makna, Zakharia 13:3 menawarkan gambaran yang cukup mengejutkan dan provokatif mengenai penolakan terhadap nabi palsu dan pengakuan terhadap kebenaran ilahi.

Ayat ini berbunyi, "Dan akan terjadi, apabila ada orang yang bernubuat, maka ayah dan ibunya yang melahirkannya akan berkata kepadanya: 'Engkau tidak akan hidup, karena engkau mengucapkan dusta demi nama TUHAN!' Dan ayah serta ibunya yang melahirkannya akan menusuk dia, apabila ia bernubuat." Sekilas, gambaran ini mungkin terlihat keras dan kejam. Namun, untuk memahami kedalaman pesanannya, kita perlu melihat konteks sejarah dan teologisnya.

Pada masa Zakharia, umat Israel sering kali terjerumus ke dalam penyembahan berhala dan nabi-nabi palsu yang menyesatkan mereka. Nabi-nabi ini berbicara sesuai keinginan hati rakyat atau mengikuti ajaran sesat, bukannya menyampaikan pesan murni dari Tuhan. Akibatnya, umat Allah sering tersesat dan menghadapi konsekuensi yang pahit.

Zakharia 13:3 bukanlah sekadar deskripsi literal tentang kekerasan dalam keluarga. Ayat ini adalah sebuah metafora kuat untuk menggambarkan penolakan total dan kategoris terhadap setiap ucapan yang bukan berasal dari Tuhan. Dalam konteks yang lebih luas dari kitab ini, ayat ini dipandang sebagai nubuat yang merujuk pada penolakan Mesias. Orang-orang yang seharusnya mengidentifikasi dan menerima Dia, justru akan menolak-Nya, bahkan mungkin berbalik melawan-Nya.

Namun, ada penafsiran yang lebih luas dan menyejukkan. Ayat ini juga dapat dipahami sebagai penegasan pentingnya kebenaran dan integritas dalam menyampaikan pesan ilahi. Di tengah maraknya kebohongan dan penyesatan, akan ada masa di mana kebenaran akan ditegakkan dengan begitu kuat sehingga bahkan institusi yang paling mendasar, yaitu keluarga, akan bersaksi melawan kebohongan demi nama Tuhan. Ini menunjukkan sebuah pemurnian, di mana kebohongan tidak akan lagi ditoleransi, bahkan oleh orang-orang terdekat.

Lebih jauh lagi, ketika kita melihat ayat ini melalui lensa nubuat tentang Sang Mesias, kita dapat melihat bagaimana Yesus Kristus sendiri mengalami penolakan dari umat-Nya. Meskipun Dia adalah kebenaran itu sendiri, banyak yang menolak-Nya. Namun, penolakan ini justru menggenapi rencana keselamatan ilahi.

Zakharia 13:3 mengingatkan kita akan pentingnya membedakan suara Tuhan dari suara-suara lain yang menyesatkan. Di zaman modern ini, di mana informasi begitu melimpah dan berbagai pandangan bersaing untuk didengar, kemampuan untuk mengenali kebenaran ilahi menjadi semakin krusial. Ayat ini mendorong kita untuk berpegang teguh pada firman Tuhan dan menolak segala bentuk penyesatan, baik yang terang-terangan maupun yang terselubung.

Intinya, Zakharia 13:3 adalah ayat yang mengingatkan kita pada konsekuensi dari penolakan kebenaran dan pada kebutuhan akan pemurnian. Ini adalah nubuat yang, ketika dipahami dalam konteks yang lebih luas, menyoroti betapa pentingnya mencari dan mengikuti jalan Tuhan yang benar, demi keselamatan kita dan generasi mendatang.