Dan pada waktu itu akan terjadi bahwa orang-orang Edom, dan orang-orang Yehuda, dan orang-orang Yerusalem akan menyembah TUHAN dan mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN.
Kitab Zakharia, khususnya pasal 14, membawa kita pada gambaran visioner tentang akhir zaman dan pemulihan umat Allah. Ayat 14 dari pasal ini, "Dan pada waktu itu akan terjadi bahwa orang-orang Edom, dan orang-orang Yehuda, dan orang-orang Yerusalem akan menyembah TUHAN dan mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN," menyoroti sebuah momen krusial di mana perpecahan historis terselesaikan dan umat manusia bersatu dalam penyembahan kepada Tuhan.
Secara historis, kaum Edom dikenal sebagai keturunan Esau, saudara kembar Yakub (yang kemudian menjadi leluhur bangsa Israel atau Yehuda). Hubungan antara Edom dan Israel sering kali diwarnai oleh ketegangan dan permusuhan. Namun, nubuat Zakharia ini menjanjikan sebuah pemulihan yang radikal, di mana bahkan kelompok yang secara tradisional bermusuhan ini akan bersatu dengan orang-orang Yehuda dan Yerusalem dalam ibadah yang tulus kepada Tuhan. Ini adalah gambaran tentang kesatuan yang dibawa oleh kedatangan Tuhan sendiri, sebuah konsep yang banyak ditafsirkan berkaitan dengan kedatangan Mesias.
Ayat ini bukan hanya sekadar peristiwa geografis atau politis semata, melainkan penekanan kuat pada aspek spiritual. Frasa "menyembah TUHAN dan mempersembahkan korban bakaran" menunjukkan pengakuan penuh atas kedaulatan Tuhan dan penyerahan diri secara total. "Korban bakaran" dalam tradisi Israel kuno melambangkan penebusan dan pengabdian diri sepenuhnya kepada Tuhan. Janji ini menyiratkan bahwa di akhir zaman, semua batas-batas etnis, nasional, dan bahkan sejarah permusuhan akan dihapuskan di hadapan hadirat Tuhan yang Maha Kuasa.
Makna yang terkandung dalam Zakharia 14:14 sangat relevan bagi umat percaya hari ini. Nubuat ini memberikan harapan akan adanya pemulihan total dan kesatuan yang akan dicapai ketika kerajaan Allah benar-benar terwujud. Ini menginspirasi kita untuk melihat melampaui perbedaan-perbedaan duniawi dan merangkul persatuan dalam Kristus. Ketika kita bersama-sama menyembah Tuhan, kita sedang mengalami sedikit gambaran dari pemenuhan janji ilahi ini. Perbedaan yang ada di antara kita, baik dalam suku, bangsa, latar belakang, atau pandangan, seharusnya tidak menjadi penghalang, melainkan menjadi sumber kekayaan dalam keberagaman umat Tuhan yang bersatu.
Lebih jauh lagi, ayat ini mengingatkan kita bahwa penyembahan sejati kepada Tuhan bukan hanya ritual belaka, tetapi sebuah tindakan pengakuan, penyerahan diri, dan ketaatan yang lahir dari hati yang diperdamaikan. Pengharapan akan hari ketika semua bangsa akan bersujud di hadapan-Nya adalah sebuah dorongan yang kuat untuk terus berjuang menuju kedamaian, rekonsiliasi, dan kesatuan dalam tubuh Kristus, sambil menantikan pemenuhan akhir dari semua janji-Nya.
Zakharia 14:14 adalah janji pengharapan akan kesatuan universal dalam penyembahan kepada Tuhan, menghapus batas-batas sejarah dan permusuhan demi keagungan-Nya.