Zakharia 4:4

"Maka aku menjawab pula malaikat yang berbicara dengan aku, katanya: "Apakah artinya ini, ya tuanku?""

Simbol cahaya ilahi yang bersinar

Representasi visual cahaya dan arah.

Memahami Visi Zakharia

Kitab Zakharia merupakan salah satu kitab nubuat dalam Perjanjian Lama yang kaya akan visi-visi simbolis. Zakharia, seorang nabi yang melayani di masa pemulangan dari pembuangan Babel, diberikan serangkaian penglihatan untuk menguatkan umat Tuhan yang sedang dalam proses pembangunan kembali Bait Suci. Salah satu visi yang paling menarik dan sering dibahas adalah visi tentang kaki dian emas.

Dalam pasal 4, Zakharia melihat sebuah kaki dian emas yang utuh, dengan sebuah wadah di atasnya, dan tujuh pelita di atas wadah itu. Ada dua pohon zaitun di sebelah kanan dan kiri kaki dian itu, yang terus-menerus mengalirkan minyak ke dalamnya. Visi ini sangat mengesankan, dan malaikat yang berbicara dengan Zakharia diminta untuk menjelaskan artinya. Bagian awal dari pasal ini, terutama ayat 4, menampilkan dialog antara Zakharia dan malaikat, di mana Zakharia mengungkapkan kebingungannya.

"Maka aku menjawab pula malaikat yang berbicara dengan aku, katanya: 'Apakah artinya ini, ya tuanku?'" (Zakharia 4:4). Pertanyaan ini bukan sekadar rasa ingin tahu, melainkan ungkapan jujur dari keterbatasan pemahaman manusia dalam menghadapi simbolisme ilahi. Zakharia sadar bahwa ia sedang dihadapkan pada gambaran yang melampaui realitas fisik semata.

Makna Simbolis: Kehadiran dan Kekuatan Roh Kudus

Malaikat kemudian menjelaskan makna visi tersebut. Kaki dian emas melambangkan keberadaan Tuhan yang terus-menerus bersama umat-Nya. Tujuh pelita yang menyala melambangkan kelimpahan cahaya ilahi, penyertaan, dan bimbingan Tuhan. Namun, yang paling krusial adalah sumber minyak yang mengalirinya: dua pohon zaitun.

Pohon zaitun dalam konteks Alkitab sering kali melambangkan dua golongan umat pilihan: para imam dan raja. Minyak yang terus mengalir dari mereka ke kaki dian menunjukkan bahwa penyediaan energi ilahi, kuasa, dan kemampuan untuk terus bersinar tidak datang dari usaha manusia semata, tetapi melalui saluran yang ditetapkan Tuhan, yaitu kepemimpinan yang diurapi dan kesaksian umat-Nya.

Visi ini sangat relevan bagi umat Israel yang sedang berjuang membangun kembali Bait Suci di tengah kesulitan dan oposisi. Mereka mungkin merasa kecil dan tidak mampu. Namun, Tuhan melalui Zakharia ingin menegaskan bahwa penyelesaian pekerjaan itu bukan dengan kekuatan atau kecerdasan manusia, melainkan dengan Roh-Nya. Sebagaimana dikatakan dalam ayat 6, "Bukan dengan kekuatan atau dengan keperkasaan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam."

Implikasi untuk Masa Kini

Bagi kita hari ini, visi Zakharia 4:4 dan kelanjutannya menawarkan pelajaran yang sangat penting. Pertanyaan Zakharia, "Apakah artinya ini, ya tuanku?", mencerminkan keraguan dan kebingungan yang sering kita alami ketika menghadapi tantangan hidup atau ketika mencoba memahami pekerjaan Tuhan.

Jawaban yang diberikan Tuhan kepada Zakharia adalah penegasan bahwa penyertaan dan kekuatan-Nya selalu tersedia. Kaki dian yang terus menyala dan minyak yang mengalir tanpa henti adalah gambaran dari anugerah dan kehadiran Roh Kudus yang terus-menerus memperlengkapi orang percaya untuk melakukan kehendak Tuhan. Ini bukan tentang kemampuan kita, tetapi tentang Dia yang bekerja di dalam dan melalui kita.

Dalam menghadapi tugas-tugas gereja, pelayanan pribadi, atau tantangan dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk mengingat bahwa kita tidak sendirian. Cahaya ilahi tidak pernah terpadamkan. Dengan iman, kita dapat terus mengalirkan "minyak" kesaksian dan persekutuan kita, sehingga kaki dian Roh Kudus terus bersinar terang, menerangi jalan kita dan menjadi terang bagi dunia.