Zefanya 1:2

Aku akan memusnahkan segala-galanya dari muka bumi, demikianlah firman TUHAN.

Peringatan Keadilan Ilahi

Ilustrasi: Peringatan dan kepastian penghakiman.

Kitab Zefanya, sebuah nubuatan yang keras namun penuh makna, dimulai dengan sebuah deklarasi yang menggetarkan. Ayat pertama dari pasal pertama, Zefanya 1:2, menyajikan firman Tuhan yang tegas: "Aku akan memusnahkan segala-galanya dari muka bumi, demikianlah firman TUHAN." Pernyataan ini bukanlah sekadar ancaman kosong, melainkan sebuah peringatan serius mengenai datangnya penghakiman ilahi yang akan melanda seluruh bumi. Ini adalah awal dari serangkaian nubuat yang merinci dosa-dosa umat manusia dan konsekuensi dari penyimpangan mereka dari jalan Tuhan.

Ayat ini secara fundamental menekankan kedaulatan dan keadilan Tuhan. Ketika Tuhan menyatakan akan "memusnahkan segala-galanya," ini menyiratkan cakupan universal dan keseriusan penghakiman yang akan datang. Tidak ada yang luput dari pandangan-Nya, dan tidak ada yang dapat menghindari konsekuensi dari ketidaktaatan dan penyembahan berhala. Umat Israel, yang pada masa Zefanya sedang terjerumus dalam praktik-praktik yang dilarang Tuhan, menjadi target utama dari peringatan ini. Namun, implikasinya meluas, menunjukkan bahwa Tuhan adalah penguasa atas seluruh alam semesta dan akan meminta pertanggungjawaban dari semua bangsa.

Konteks historis kitab Zefanya menempatkan nubuatan ini pada masa pemerintahan Raja Yosia di Yehuda. Meskipun Yosia sendiri berupaya keras untuk memulihkan ibadah yang murni, generasi sebelum dan sezamannya telah lama terperosok dalam kesesatan. Zefanya menyoroti dosa-dosa spesifik seperti penyembahan Baal, meniru praktik bangsa-bangsa kafir, keserakahan, kekerasan, dan penindasan terhadap kaum miskin. Semuanya ini adalah bukti dari hati yang telah berpaling dari Tuhan dan lebih memilih mengikuti keinginan duniawi.

Pesan dalam Zefanya 1:2 harus dipahami bukan hanya sebagai kabar buruk, tetapi juga sebagai panggilan untuk pertobatan. Pengingat akan penghakiman yang pasti datang seharusnya mendorong individu dan bangsa untuk merenungkan tindakan mereka, mengakui kesalahan, dan kembali kepada Tuhan. Keadilan Tuhan tidak berarti kekejaman tanpa alasan, tetapi merupakan respons yang sah terhadap dosa dan kejahatan yang merajalela. Tanpa keadilan ilahi, dunia akan terus tenggelam dalam kekacauan dan ketidakbenaran.

Lebih dari sekadar pemusnahan, firman Tuhan ini juga membuka jalan bagi pemulihan. Setelah penghakiman, Tuhan menjanjikan akan membersihkan sisa umat-Nya dan mendirikan kembali kerajaan yang adil. Namun, pemulihan ini hanya dapat dicapai melalui proses pemurnian yang seringkali menyakitkan. Zefanya 1:2 menjadi fondasi bagi pemahaman bahwa hanya melalui pengakuan dosa dan kerendahan hati di hadapan Tuhan, harapan akan masa depan yang lebih baik dapat terwujud. Ini adalah undangan untuk tidak mengabaikan peringatan Tuhan, melainkan untuk meresponsnya dengan iman dan ketaatan, agar kita tidak termasuk dalam barisan mereka yang akan dimusnahkan.