"Dan daerah pantai akan menjadi padang rumput, tempat para gembala menggembalakan kawanan domba mereka dan tempat mereka membaringkan kambing. Daerah itu akan menjadi milik sisa-sisa kaum Yehuda; di sana mereka akan berbaring. Di rumah Askelon, mereka akan merumput pada waktu petang, sebab TUHAN, Allah mereka, akan memperhatikan mereka dan memulihkan keadaan mereka."
Ayat Zefanya 2:6 berbicara tentang janji pemulihan dan harapan bagi umat Tuhan, bahkan di tengah-tengah peringatan akan penghakiman ilahi. Nabi Zefanya menyampaikan pesan ini kepada bangsa Israel, pada masa ketika mereka menghadapi ancaman dan kehancuran dari bangsa-bangsa asing. Kata-kata ini secara spesifik menyebutkan daerah pesisir, termasuk Askelon, salah satu kota Filistin yang seringkali menjadi musuh Israel.
Penting untuk memahami bahwa pada masa itu, daerah pesisir Kanaan seringkali menjadi medan pertempuran dan dikuasai oleh bangsa-bangsa non-Israel. Namun, Tuhan berjanji melalui Zefanya bahwa tempat yang dulunya mungkin menjadi simbol penindasan atau kehancuran, kelak akan menjadi tempat kedamaian dan pemulihan bagi "sisa-sisa kaum Yehuda". Ini adalah gambaran yang kuat tentang bagaimana Tuhan dapat mengubah situasi yang paling suram menjadi sumber kehidupan dan harapan.
Frasa "daerah pantai akan menjadi padang rumput" menyiratkan perubahan dramatis. Askelon, kota yang mungkin dikenal karena bentengnya yang kokoh atau sebagai pusat perdagangan, akan mengalami perubahan fungsi. Ia akan menjadi tempat yang tenang, di mana para gembala dapat menggembalakan ternak mereka. Ini adalah gambaran pastoral yang damai, kontras dengan kekacauan perang.
Janji bahwa "TUHAN, Allah mereka, akan memperhatikan mereka dan memulihkan keadaan mereka" adalah inti dari ayat ini. Ini menekankan bahwa di tengah-tengah hukuman atau kesulitan, Tuhan tidak melupakan umat-Nya. Ia memiliki rencana untuk pemulihan. Kata "memulihkan keadaan mereka" (bahasa Ibrani: shuv shevut) seringkali mengacu pada pengembalian tawanan, pemulihan kemakmuran, dan pemulihan hubungan yang rusak dengan Tuhan.
Zefanya 2:6 bukan hanya sekadar catatan sejarah atau nubuat tentang masa lalu. Ia memiliki makna spiritual yang mendalam bagi setiap orang. Pesan ini mengajarkan kita bahwa bahkan ketika kita menghadapi tantangan, kegagalan, atau rasa kehilangan yang mendalam, ada harapan. Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah keadaan kita, memberikan kedamaian di tengah badai, dan memulihkan apa yang tampaknya telah hilang.
Ini adalah pengingat bahwa iman kepada Tuhan seringkali membutuhkan kesabaran dan kepercayaan pada waktu-Nya. Pemulihan yang dijanjikan tidak selalu instan, tetapi janji Tuhan itu setia. Ayat ini menginspirasi kita untuk terus berharap kepada Tuhan, mengetahui bahwa Ia peduli terhadap kita dan memiliki rencana yang indah untuk masa depan kita, bahkan ketika pemandangan di sekitar kita tampak suram. Keindahan warna-warna cerah dan sejuk dalam tampilan ini mencerminkan harapan yang dibawanya.