📖 Firman

1 Korintus 14:36: Firman Tuhan Itu Utuh

"Atau dari manakah firman Allah berasal? Atau hanya kepada kamukah firman itu datang?" (1 Korintus 14:36)

Ayat 1 Korintus 14 36 merupakan sebuah pertanyaan retoris yang sangat mendalam dari Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Pertanyaan ini muncul dalam konteks pembahasannya mengenai karunia-karunia rohani, khususnya karunia berbahasa roh dan karunia bernubuat, serta bagaimana hal tersebut seharusnya digunakan dalam ibadah jemaat agar membangun dan tertib. Paulus menegaskan pentingnya pemahaman yang benar tentang sumber dan otoritas firman Tuhan, serta distribusi yang merata dari wahyu ilahi.

Ketika Paulus bertanya, "Atau dari manakah firman Allah berasal?", ia sedang mengingatkan bahwa sumber tunggal dari kebenaran ilahi adalah Allah sendiri. Tidak ada satu kelompok pun, tidak ada satu individu pun yang memiliki monopoli atas penyampaian firman Tuhan. Segala kebenaran, setiap pengajaran yang benar, setiap wahyu yang otentik, semuanya berakar pada Allah Bapa, melalui Roh Kudus, dan diwahyukan melalui Kristus. Jemaat di Korintus, tampaknya, memiliki beberapa individu yang merasa memiliki pemahaman atau karunia yang lebih tinggi daripada yang lain, sehingga cenderung memandang rendah ajaran lain atau kelompok lain. Paulus ingin mengoreksi pandangan semacam itu.

Pertanyaan kedua, "Atau hanya kepada kamukah firman itu datang?", adalah teguran langsung terhadap kesombongan dan eksklusivitas yang mungkin melanda sebagian jemaat. Paulus menekankan bahwa Allah tidak membatasi penyampaian firman-Nya hanya kepada segelintir orang atau satu kelompok saja. Firman Allah itu universal dan dapat disampaikan melalui berbagai saluran dan kepada berbagai orang yang dipilih-Nya. Ini bisa berarti melalui para rasul, para nabi, para pengajar, atau bahkan melalui individu-individu lain yang dipakai oleh Roh Kudus untuk menyampaikan kebenaran. Penting bagi setiap orang percaya untuk menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tubuh Kristus yang lebih besar, di mana Allah bekerja melalui beragam anggota untuk membangun seluruh jemaat.

Implikasi dari 1 Korintus 14 36 sangatlah luas. Pertama, ia menuntut kerendahan hati. Tidak ada seorang pun yang berhak merasa lebih superior dalam hal pemahaman firman Tuhan. Sebaliknya, kita semua dipanggil untuk terus belajar, memeriksa segala sesuatu dengan terang firman, dan saling membangun. Kedua, ayat ini mendorong kita untuk menghargai karunia dan kontribusi setiap anggota jemaat. Allah mengaruniai jemaat dengan beragam karunia, dan semuanya dimaksudkan untuk kemuliaan-Nya dan pembangunan tubuh Kristus. Ketiga, ini adalah panggilan untuk kesatuan. Jika firman Allah berasal dari satu sumber yang sama, maka seharusnya kita tidak terpecah belah karena perbedaan penafsiran atau pengalaman. Kita dipanggil untuk mencari kebenaran bersama di bawah pimpinan Roh Kudus.

Dalam konteks ibadah, Paulus mengingatkan agar segala sesuatu dilakukan dengan tertib dan membangun (1 Korintus 14:26). Menggunakan karunia berbahasa roh atau bernubuat haruslah tunduk pada otoritas firman Tuhan yang utuh, bukan berdasarkan klaim pribadi yang eksklusif. Setiap pengajaran dan setiap ekspresi rohani harus diuji berdasarkan kebenaran Alkitab, yang merupakan ekspresi firman Allah yang paling utama dan tidak berubah. Ajaran yang benar akan selalu membawa kemuliaan bagi Allah dan membangun orang percaya, bukan merendahkan atau memecah belah. 1 Korintus 14 36 menjadi pengingat abadi bahwa firman Tuhan itu dari Allah, bagi semua orang, dan harus diterima dengan kerendahan hati serta rasa syukur.