Ilustrasi: Perjalanan Iman yang Menguji
Kisah yang terukir dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 13, khususnya ayat ke-16, menyajikan sebuah narasi yang mendalam tentang pentingnya kesetiaan pada firman Tuhan dan bahaya dari penyimpangan iman. Ayat ini menceritakan percakapan antara seorang nabi muda dan seorang nabi tua yang datang dari Betel. Nabi muda diperintahkan oleh Tuhan untuk tidak makan atau minum di tempat itu, serta tidak kembali melalui jalan yang sama. Namun, ketika nabi tua menemui dia, ia memberikan cerita yang berbeda, mengklaim bahwa dirinya juga seorang nabi dan telah menerima pesan dari Tuhan untuk membawa nabi muda itu kembali ke rumahnya agar makan dan minum.
Ayat 16 secara spesifik menyoroti momen ketika nabi tua memberikan alasannya, "Aku pun seorang nabi, sama seperti engkau, dan seorang malaikat telah berbicara kepadaku dengan perintah TUHAN: Suruhlah dia kembali ke rumahmu, supaya ia makan roti dan minum air." Ini adalah sebuah ujian berat bagi nabi muda. Di satu sisi, ia dihadapkan pada otoritas seorang yang mengaku memiliki panggilan ilahi yang sama. Di sisi lain, ia seharusnya teguh pada perintah awal yang jelas dari Tuhan. Pernyataan "Tetapi orang itu tidak percaya kepadanya" adalah inti dari penolakan nabi muda terhadap kebohongan dan godaan tersebut. Ini menunjukkan bahwa, meskipun dihadapi dengan argumen yang tampaknya meyakinkan dari sesama nabi, nabi muda itu memiliki pemahaman yang benar tentang kehendak Tuhan dan tidak mudah terpengaruh oleh kata-kata manis atau otoritas palsu.
Kisah ini mengajarkan banyak hal. Pertama, pentingnya untuk selalu membandingkan setiap perkataan, bahkan yang datang dari orang yang dianggap rohani, dengan Firman Tuhan yang tertulis. Kebenaran tidak boleh dikompromikan hanya karena disampaikan oleh seseorang yang memiliki jabatan atau penampilan yang kharismatik. Kedua, ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan dapat menggunakan berbagai cara untuk menguji iman kita. Tantangan bisa datang dalam bentuk godaan pribadi, tekanan sosial, atau bahkan dari orang-orang yang mengaku sebagai saudara seiman. Kepatuhan yang teguh pada prinsip-prinsip ilahi adalah kunci untuk tetap berada di jalan yang benar.
Dalam konteks modern, 1 Raja-raja 13:16 masih sangat relevan. Kita hidup di zaman di mana informasi berlimpah, dan seringkali sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang merupakan kehendak Tuhan dan mana yang hanya merupakan interpretasi manusiawi yang menyesatkan. Menjadi seperti nabi muda yang menolak godaan nabi tua berarti kita harus senantiasa mengasah kerohanian kita, berdoa memohon hikmat, dan memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Alkitab. Kepercayaan yang buta dapat berakibat fatal bagi perjalanan iman kita. Sebaliknya, dengan kebijaksanaan dan integritas, kita dapat menavigasi berbagai tantangan dan tetap setia pada panggilan Tuhan.