Ilustrasi: Sinar kebenaran yang menerangi jalan.
"Berkatalah ia kepadanya: 'Akulah juga seorang nabi, sama seperti engkau, dan seorang malaikat telah berbicara kepadaku dengan perintah TUHAN: Bawalah dia pulang bersama-samamu ke rumahmu, supaya ia makan roti dan minum air.'"
Kisah yang tercatat dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 13 ini menawarkan sebuah pelajaran mendalam tentang ketaatan, tipu daya, dan konsekuensi dari mendengarkan suara yang salah. Ayat 1 Raja-raja 13:18 menjadi titik krusial dalam narasi ini, di mana seorang nabi yang lebih tua berbohong kepada nabi muda yang setia kepada firman Tuhan.
Nabi muda itu telah menerima perintah langsung dari Tuhan untuk tidak makan roti dan tidak minum air di Betel, karena ia diutus untuk menyampaikan pesan penghukuman terhadap mezbah di sana. Kepatuhan total nabi muda ini adalah cerminan iman yang teguh. Namun, kedatangan nabi tua yang mengaku juga seorang nabi dan mengklaim menerima pesan dari malaikat Tuhan, memutarbalikkan perintah awal tersebut.
Dalam situasi ini, kita melihat bagaimana tipu daya dapat muncul dalam berbagai bentuk, bahkan dari orang-orang yang tampaknya memiliki otoritas rohani. Nabi tua itu menggunakan frasa yang terdengar ilahi ("seorang malaikat telah berbicara kepadaku dengan perintah TUHAN") untuk membenarkan kebohongannya. Ini mengajarkan kita untuk berhati-hati dan selalu membandingkan setiap pesan dengan Firman Tuhan yang tertulis.
Inti dari ayat 1 Raja-raja 13:18 adalah penyesatan yang disengaja. Nabi tua itu tidak hanya berdusta, tetapi ia juga berhasil membujuk nabi muda untuk melanggar perintah Tuhan. Akibatnya, nabi muda itu harus menanggung konsekuensi yang tragis. Kisah ini mengingatkan kita bahwa meskipun kebenaran itu kuat, godaan dan penipuan juga nyata. Kita harus senantiasa berjaga-jaga dan memastikan bahwa kita berjalan dalam ketaatan yang murni kepada Tuhan, bukan kepada ajaran manusia yang menyesatkan.
Pentingnya untuk terus memeriksa motivasi dan sumber dari setiap perkataan yang kita dengar, terutama dalam hal-hal rohani, tidak bisa diremehkan. Ayat 1 Raja-raja 13:18 menjadi peringatan agar kita tidak mudah terbuai oleh kata-kata manis atau klaim otoritas tanpa dasar yang kuat dalam Firman Tuhan. Kebenaran sejati datang dari Tuhan sendiri, dan ketika kita mendengarkan-Nya, hati kita akan menemukan kedamaian dan petunjuk yang benar.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin menghadapi situasi yang mirip. Ada orang-orang yang menawarkan "jalan pintas" atau "pengecualian" dari prinsip-prinsip ilahi, seringkali dengan alasan yang terdengar logis atau spiritual. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh kisah nabi muda ini, kesetiaan pada firman Tuhan harus menjadi prioritas utama. Pesan 1 Raja-raja 13:18, meskipun merupakan bagian dari cerita yang tragis, tetap relevan bagi kita untuk terus menguji diri, memperdalam pemahaman kita akan Firman Tuhan, dan tetap teguh pada kebenaran yang murni, tanpa kompromi.