Ayat yang kita renungkan hari ini, 1 Raja-Raja 16:5, memberikan sebuah ringkasan singkat namun kuat mengenai akhir kehidupan salah satu raja Israel, Baesa. Meskipun ayat ini sendiri tidak merinci setiap aspek dari pemerintahannya, ia merujuk kepada catatan sejarah yang lebih lengkap, menekankan pada kekejaman dan tindakan jahat yang mendominasi masa pemerintahannya. Referensi ke "Kitab Sejarah raja-raja Israel" menunjukkan bahwa tindakan Baesa adalah bagian dari narasi yang lebih besar tentang kejatuhan dan pemberontakan yang terus-menerus melanda bangsa Israel pada masa itu.
Baesa naik takhta menggantikan Nadab, putra Yerobeam, setelah ia dan seluruh keluarga Yerobeam dibinasakan. Kenaikan tahtanya sendiri sudah diwarnai oleh kekerasan dan perebutan kekuasaan. Alkitab mencatat dengan jelas bahwa Baesa melakukan kejahatan di mata TUHAN, berjalan dalam jalan Yerobeam dan dalam dosa yang dibuat Yerobeam untuk membuat Israel berdosa. Ini bukan sekadar kesalahan kecil, melainkan pola perilaku yang secara sistematis menjauhkan bangsa dari perjanjian dan kehendak Allah.
Ayat 1 Raja-Raja 16:5 secara spesifik menyoroti bagaimana seluruh jejak langkah Baesa, termasuk semua usaha dan ambisi politiknya untuk memperkuat kekuasaannya, akhirnya akan dicatat dan diadili. Referensi kepada pembangunan kota-kota bisa jadi menandakan upaya untuk memperkuat wilayah kekuasaannya, membangun pertahanan, atau bahkan mungkin proyek-proyek prestise. Namun, ironisnya, semua upaya ini tidak mampu menyelamatkannya dari murka ilahi. Tuhan berjanji untuk menghukum kejahatan, dan kisah Baesa adalah bukti nyata dari janji tersebut.
Sesuai dengan nubuat Nabi Yehu dalam 1 Raja-Raja 15:29, pemerintahan Baesa diakhiri dengan kekerasan yang sama seperti yang ia lakukan untuk meraih kekuasaan. Seluruh keturunannya dibinasakan, rumahnya dihancurkan, dan tubuhnya dibiarkan tergeletak tanpa penguburan yang layak. Ini adalah akhir yang mengerikan, sebuah peringatan keras bagi siapa pun yang mengabaikan hukum Tuhan dan mengandalkan kekuatan duniawi serta kekejaman untuk mencapai tujuannya. Kekejaman yang ia tabur, akhirnya ia tuai sendiri.
Maka, ayat 1 Raja-Raja 16:5 mengingatkan kita bahwa, terlepas dari seberapa besar atau tampaknya berhasilnya seseorang di dunia ini, tindakan mereka pada akhirnya akan dinilai. Cerita-cerita tentang kekuasaan dan pembangunan, betapapun menariknya, tidak dapat menutupi atau menghapuskan konsekuensi dari kejahatan. Kisah Baesa menjadi pelajaran abadi tentang pentingnya kebenaran dan keadilan di hadapan Tuhan, dan bahwa setiap tindakan, baik maupun buruk, akan tercatat dan memiliki konsekuensinya sendiri. Ketenangan dan kelimpahan sejati hanya dapat ditemukan dalam ketaatan kepada Sang Pencipta, bukan melalui jalan kekerasan dan keserakahan.