AYAT

1 Tawarikh 21:12 - Ajaran Penting dalam Menghadapi Pilihan Sulit

"dan memilih hukuman dari TUHAN: tujuh tahun kelaparan, atau tiga bulan melarikan diri dari musuhmu dan dikejar mereka, atau tiga hari penyakit sampar di negeri ini. Maka pertimbangkanlah dan lihatlah bagaimana aku harus menjawab Dia yang mengutus aku."

Ayat ini dari kitab 1 Tawarikh pasal 21, memuat sebuah momen krusial dalam kehidupan Daud sebagai raja Israel. Setelah tindakan yang gegabah, yaitu menghitung bangsa Israel, Tuhan melalui nabi Gad memberikan tiga opsi hukuman. Pilihan-pilihan tersebut tidaklah ringan; ketiganya membawa penderitaan dan kehancuran bagi umat yang Tuhan percayakan kepada Daud. Inilah saat di mana pemimpin harus menghadapi konsekuensi dari keputusannya, dan lebih penting lagi, bagaimana ia bertanggung jawab atas umatnya. Pilihan yang disodorkan oleh nabi Gad kepada Daud mencerminkan beratnya tanggung jawab seorang pemimpin dan sifat keadilan Tuhan yang tidak pernah main-main.

Daud dihadapkan pada tiga pilihan yang sama-sama mengerikan. Pertama, tujuh tahun kelaparan. Ini berarti penderitaan yang panjang dan berkepanjangan, di mana sumber kehidupan sehari-hari akan mengering, membuat rakyatnya kelaparan dan lemah. Kedua, tiga bulan melarikan diri dari musuh dan dikejar mereka. Ini menyiratkan peperangan yang terus-menerus, ketakutan, dan ketidakpastian, di mana setiap saat bisa menjadi ancaman mematikan. Ketiga, tiga hari penyakit sampar di negeri ini. Ini adalah ancaman kematian yang cepat dan meluas, tidak pandang bulu, menyebarkan kesedihan dan kehilangan di seluruh penjuru negeri. Ketiga opsi ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dosa dan ketidaktaatan.

Dalam situasi yang penuh tekanan ini, respons Daud sangatlah bijaksana. Ia tidak memilih secara terburu-buru atau emosional. Sebaliknya, ia berkata, "Maka pertimbangkanlah dan lihatlah bagaimana aku harus menjawab Dia yang mengutus aku." Frasa ini menunjukkan pemikiran yang mendalam, refleksi, dan yang terpenting, fokus pada hubungan vertikal dengan Tuhan. Daud sadar bahwa keputusannya bukan hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga pada seluruh Israel. Ia memikirkan bagaimana jawabannya akan dipersepsikan oleh Tuhan yang mengutusnya, yang berarti ia mempertimbangkan kehendak Tuhan dan apa yang paling berkenan kepada-Nya.

Ayat 1 Tawarikh 21:12 mengajarkan kita tentang pentingnya menimbang setiap pilihan dengan hati-hati, terutama ketika dampaknya besar dan melibatkan orang lain. Keputusan yang diambil haruslah dipertimbangkan dari berbagai sudut pandang, termasuk konsekuensi jangka panjangnya. Lebih dari itu, ayat ini mengingatkan kita bahwa sebagai makhluk ciptaan, kita selalu berada di bawah pengawasan Tuhan. Pertanyaan "bagaimana aku harus menjawab Dia yang mengutus aku" adalah pertanyaan fundamental yang seharusnya selalu ada dalam setiap aspek kehidupan kita. Ini mendorong kita untuk hidup dengan integritas, kejujuran, dan ketaatan, bukan karena takut hukuman, tetapi karena kasih dan rasa hormat kepada Sang Pencipta.

Dalam kehidupan modern, kita mungkin tidak dihadapkan pada pilihan hukuman langsung dari Tuhan seperti Daud. Namun, kita sering kali dihadapkan pada dilema moral, keputusan karier, hubungan interpersonal, dan berbagai pilihan yang memiliki bobot signifikan. Pelajaran dari Daud adalah untuk tidak bertindak impulsif. Carilah hikmat, mintalah petunjuk Tuhan, dan pertimbangkanlah dampak keputusan kita tidak hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada orang-orang di sekitar kita. Dengan refleksi yang mendalam dan kesadaran akan kehadiran Tuhan, kita dapat membuat pilihan yang lebih baik dan membawa kehidupan yang lebih sesuai dengan kehendak-Nya.

Pilihlah kebijaksanaan dan pertimbangan, sebagaimana Daud akhirnya memilih jatuh ke tangan Tuhan, yang adalah kasih karunia-Nya lebih besar daripada tangan manusia. Keputusan Daud untuk jatuh ke tangan Tuhan akhirnya membawa kesembuhan dan pengampunan, menunjukkan bahwa meskipun hukuman itu adil, belas kasih Tuhan selalu terbuka bagi mereka yang merendahkan diri dan berserah sepenuhnya.

Temukan lebih banyak renungan di Renungan Harian.