1 Tawarikh 21:18 - Pertobatan dan Pengampunan

"Lalu malaikat TUHAN menyuruh Gad, nabi itu, berkata kepada Daud, supaya Daud naik mendirikan mezbah bagi TUHAN di tempat rentingan Arauna, orang Yebus itu."

Kisah yang tercatat dalam 1 Tawarikh 21:18 membawa kita pada momen krusial dalam kehidupan Raja Daud, sebuah periode yang dipenuhi dengan konsekuensi dari kesalahannya namun juga menawarkan jalan menuju pemulihan. Setelah melakukan penghitungan penduduk Israel secara tidak bijaksana, yang merupakan tindakan kesombongan dan ketidakpercayaan kepada Allah, Daud dihadapkan pada murka Tuhan. Akibatnya, sebuah tulah menyebar di antara umat Israel, merenggut ribuan nyawa.

Dalam keputusasaan dan kesedihan yang mendalam, Daud menangis dan mengakui kesalahannya. Ia berseru, "Aku ini sungguh orang yang berbuat demikian, dan aku yang bersalah; tetapi domba-domba ini, apakah yang telah mereka perbuat? Baiklah tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku!" Pengakuan dosa yang tulus ini adalah titik balik penting. Allah, dalam kemurahan-Nya, mendengar seruan pertobatan Daud dan memerintahkan malaikat maut untuk menghentikan malapetaka. Namun, Allah tidak serta-merta menghilangkan jejak konsekuensi dari dosa tersebut. Untuk memulihkan hubungan dan menunjukkan jalan pengampunan yang sejati, Allah memberikan instruksi khusus kepada Daud.

Kebaikan Allah di Tengah Kesalahan
Ilustrasi: Simbol pertobatan dan kebaikan ilahi.

Ayat ini, 1 Tawarikh 21:18, menjadi petunjuk dari Allah sendiri. Ia memerintahkan Daud untuk tidak membangun mezbah di sembarang tempat, melainkan di "tempat rentingan Arauna, orang Yebus itu." Tempat ini kemudian dikenal sebagai Gunung Moria, lokasi di mana Ishak pernah hampir dikorbankan oleh Abraham, dan di mana Bait Suci Yerusalem kelak akan didirikan. Ini bukan kebetulan. Allah memilih lokasi yang memiliki signifikansi spiritual mendalam, tempat di mana iman Abraham diuji dan terbukti, dan kini menjadi saksi pertobatan Daud serta fondasi bagi ibadah yang akan datang.

Perintah ini menegaskan bahwa tindakan penyembahan dan persembahan kepada Allah harus dilakukan sesuai dengan kehendak-Nya, bukan berdasarkan keinginan manusia semata. Daud diperintahkan untuk mendirikan mezbah di sana. Ini adalah tindakan pengakuan dan pemulihan hubungan yang terputus akibat dosa. Mezbah adalah tempat di mana kurban dipersembahkan, melambangkan penebusan. Dalam konteks ini, kurban yang Daud persembahkan di sana, atas arahan nabi Gad, menjadi simbol penyerahan dirinya kembali kepada Allah dan pengakuan atas keadilan serta pengampunan-Nya.

Kisah ini mengajarkan kita pelajaran berharga. Pertama, bahwa dosa pasti memiliki konsekuensi, bahkan bagi orang yang dikasihi Allah. Kedua, dan yang lebih penting, bahwa pertobatan yang tulus selalu disambut baik oleh Allah. Ia tidak hanya menghentikan malapetaka, tetapi juga memberikan jalan untuk memulihkan hubungan melalui ibadah yang benar. Pilihan lokasi mezbah di tempat yang telah dipilih oleh Allah sendiri menunjukkan bahwa pemulihan dan pengampunan adalah bagian dari rencana ilahi yang lebih besar. 1 Tawarikh 21:18 bukan hanya tentang Daud dan kesalahannya, tetapi tentang sifat Allah yang adil namun juga penuh kasih sayang, yang selalu menawarkan kesempatan kedua bagi mereka yang mau kembali kepada-Nya dengan hati yang menyesal dan taat.