Ilustrasi Ketaatan dan Persiapan Ujian Iman & Bait Allah Ujian Persiapan

1 Tawarikh 21 & 22: Ujian Iman dan Persiapan Bait Allah

Pasal 21 dan 22 dari Kitab 1 Tawarikh menyajikan dua momen penting dalam sejarah Israel: ujian berat yang dialami Daud dan visi Daud untuk mempersiapkan pembangunan Bait Allah. Kedua pasal ini memberikan pelajaran berharga tentang kedaulatan Tuhan, konsekuensi dosa, dan pentingnya perencanaan untuk kemuliaan-Nya.

Ayat 1 Tawarikh 21: Ujian Kecongkakan dan Murka Allah

Pasal 21 dibuka dengan sebuah peristiwa yang sangat kontras dengan kepemimpinan Daud yang selama ini dipuji. Iblis membangkitkan Daud untuk menghitung orang Israel. Tindakan ini tampaknya didorong oleh kecongkakan atau keinginan Daud untuk mengukur kekuatan militernya, sebuah tindakan yang tidak sesuai dengan ketergantungannya pada Tuhan. Yoab, panglima perangnya, menyuarakan keberatan, tetapi Daud bersikeras. Hasil perhitungan tersebut menjadi dasar bagi Tuhan untuk menjatuhkan hukuman.

Tuhan memberikan Daud tiga pilihan hukuman: tiga tahun kelaparan, tiga bulan melarikan diri dari musuh, atau tiga hari penyakit sampar. Daud, dengan kerendahan hati yang teruji, memilih untuk jatuh ke tangan Tuhan, karena belas kasihan-Nya lebih besar daripada belas kasihan manusia. Penyakit sampar pun melanda negeri, menewaskan banyak orang. Namun, Tuhan mengasihani umat-Nya dan menghentikan malapetaka tersebut saat malaikat-Nya berada di Yerusalem, di atas grenjer Orenan, orang Yebus.

Pada titik ini, Nabi Gad menyampaikan pesan Tuhan kepada Daud: ia harus mendirikan mezbah bagi Tuhan di grenjer itu. Daud membelinya dari Orenan dengan harga yang sangat mahal, sebagai tanda penebusan dan penyesalan. Di tempat inilah Daud mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, dan Tuhan menjawabnya dengan api yang turun dari langit. Peristiwa ini menjadi penanda bagi Daud untuk tidak mempersembahkan korban di tempat lain selain di grenjer tersebut, yang kelak akan menjadi lokasi Bait Suci. Ujian ini mengajarkan bahwa kecongkakan dapat membawa malapetaka, tetapi penyesalan yang tulus dan ketaatan kepada Tuhan dapat memulihkan hubungan dan mencegah kehancuran.

Ayat 1 Tawarikh 22: Visi Daud untuk Bait Allah

Setelah melalui ujian yang berat dan mendapatkan pengampunan dari Tuhan, fokus Daud beralih kepada visi yang lebih besar: pembangunan Bait Allah untuk kemuliaan Tuhan. Pasal 22 dimulai dengan Daud yang menyadari bahwa grenjer Orenan adalah tempat suci yang telah dipilih Tuhan. Ia kemudian memerintahkan agar semua orang Israel berkumpul di Yerusalem, tidak hanya untuk mempersembahkan korban, tetapi juga untuk persiapan material pembangunan Bait Suci.

Daud mengungkapkan kesedihannya karena ia sendiri tidak dapat membangun Bait Suci karena tangannya telah berlumuran darah dalam peperangan. Namun, ia menyalurkan seluruh energinya untuk mengumpulkan emas, perak, perunggu, besi, kayu aras, dan batu permata dalam jumlah yang sangat besar. Ia bahkan memberikan sebagian dari hartanya sendiri. Daud juga memberikan instruksi kepada Salomo, putranya yang akan menggantikannya, mengenai rencana pembangunan Bait Suci.

Dalam perkataannya kepada Salomo, Daud menekankan bahwa Tuhan telah berfirman kepadanya bahwa Salomo lah yang akan membangun Bait Suci bagi Tuhan. Daud mendorong Salomo untuk kuat dan berani, serta untuk menepati janji-janji Tuhan. Ia menegaskan bahwa Tuhan sendiri yang akan menyertai Salomo dan memberikan keturunan yang melimpah dan damai sejahtera. Bagian ini menunjukkan kepemimpinan yang visioner, di mana pemimpin masa lalu mempersiapkan jalan bagi generasi mendatang untuk memuliakan Tuhan.

Secara keseluruhan, 1 Tawarikh 21 dan 22 mengajarkan pentingnya ketaatan total kepada Tuhan, bahkan di tengah kesulitan. Ujian yang dihadapi Daud menjadi pengingat akan kerapuhan manusia dan kebutuhan akan belas kasihan ilahi. Di sisi lain, visi Daud untuk Bait Suci menunjukkan bagaimana penyesalan dan pengalaman iman dapat mengarah pada dedikasi untuk pekerjaan Tuhan yang lebih besar, dengan perencanaan yang matang dan penyerahan diri kepada generasi penerus. Pelajaran ini relevan bagi setiap individu dan komunitas yang ingin hidup memuliakan Tuhan dalam segala aspek kehidupan.