1 Tawarikh 21:26 - Sukacita dan Persembahan

"Lalu Daud mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN, dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan; ia berseru kepada TUHAN, dan TUHAN menjawab dia dengan menurunkan api dari langit ke atas mezbah korban bakaran itu."

Ayat 1 Tawarikh 21:26 membawa kita pada momen penting dalam sejarah Israel, sebuah titik balik yang penuh dengan penyesalan, pengampunan, dan pemulihan hubungan antara umat dan Tuhan. Setelah sebuah penghitungan penduduk yang dipicu oleh kesombongan Daud, murka Tuhan turun atas Israel, membawa wabah yang mematikan. Daud, dalam penderitaannya, menyadari kesalahannya dan berseru kepada Tuhan. Respon Tuhan datang dengan memerintahkan Gad, nabi-Nya, untuk membangun mezbah di Ariau, milik orang Yebus. Di tempat itulah, di tengah ancaman maut dan penyesalan yang mendalam, Daud memutuskan untuk mendirikan mezbah bagi TUHAN.

Tindakan Daud mendirikan mezbah bukanlah sekadar ritual formal. Ini adalah sebuah tindakan iman yang berani, sebuah pengakuan publik atas kedaulatan Tuhan dan ketergantungan total manusia kepada-Nya. Ia tidak hanya membangun struktur fisik, tetapi juga membangun kembali jembatan komunikasi spiritual yang sempat terputus akibat dosa. Persembahan korban bakaran dan korban keselamatan yang ia naikkan adalah simbol penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (korban bakaran) dan ungkapan syukur serta persekutuan dengan Tuhan (korban keselamatan). Ini adalah demonstrasi ketaatan yang tulus, sebuah upaya untuk mendapatkan kembali perkenanan Ilahi.

Puncak dari momen ini adalah respon langsung Tuhan. "TUHAN menjawab dia dengan menurunkan api dari langit ke atas mezbah korban bakaran itu." Api yang turun dari langit ini memiliki makna yang sangat dalam. Ini bukan api penghakiman, melainkan api persetujuan dan penerimaan. Api tersebut menandakan bahwa persembahan Daud telah diterima, bahwa doanya telah didengar, dan bahwa hubungan antara Daud dan Tuhan telah dipulihkan. Ini adalah tanda yang jelas dan meyakinkan bahwa Tuhan berkenan dengan apa yang telah dilakukan Daud. Kehadiran api Ilahi di mezbah adalah penegasan kuasa dan kemuliaan Tuhan yang turun untuk menjamah dan menguduskan tempat persembahan itu.

Peristiwa ini mengajarkan kita banyak hal. Pertama, Tuhan sangat serius mengenai dosa, tetapi Dia juga sangat murah hati dalam pengampunan bagi mereka yang bertobat dengan tulus. Kedua, respons iman yang disertai dengan persembahan yang benar akan selalu dijawab oleh Tuhan. Ketiga, tempat-tempat di mana kita mengakui dan melayani Tuhan, terutama di saat-saat sulit, dapat menjadi tempat di mana Tuhan secara istimewa menyatakan kehadiran dan kuasa-Nya. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya membangun hubungan yang intim dengan Tuhan melalui doa, ibadah, dan ketaatan, bahkan ketika konsekuensi dosa terasa berat. Pemandangan api surgawi di atas mezbah Daud adalah pengingat abadi akan kasih karunia dan kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya yang mencari Dia dengan segenap hati. Ini adalah momen sukacita yang luar biasa, di mana kesedihan dan ketakutan berganti dengan keyakinan akan pemeliharaan Tuhan.