1 Tawarikh 21 5: Penilaian Israel dan Daud

"Lalu Yoab memberitahukan kepada Daud jumlah orang yang jumlahnya ada empat ratus ribu seribu orang yang dapat memegang senjata, dan Yehuda seratus delapan puluh ribu orang yang dapat memegang senjata."

Ayat 1 Tawarikh 21:5 mencatat sebuah peristiwa krusial dalam sejarah Kerajaan Israel, yaitu pelaksanaan sensus atau penghitungan jumlah penduduk dan kekuatan militer di bawah pemerintahan Raja Daud. Kejadian ini, meskipun tampak seperti tindakan administratif biasa, ternyata memiliki konsekuensi spiritual yang mendalam dan menjadi titik balik yang mengajarkan pelajaran penting tentang kebergantungan kepada Tuhan. Pada titik ini, Daud memerintahkan Yoab, panglima tentaranya, untuk melakukan penghitungan seluruh orang Israel yang mampu berperang.

Ilustrasi visualisasi jumlah penduduk dan kekuatan militer

Yoab memberikan laporan yang sangat rinci, menyebutkan jumlah personel militer yang siap tempur dari dua kelompok utama: empat ratus ribu seribu orang (yang kemungkinan adalah interpretasi dari 400.000 pria yang mampu menggunakan pedang dan 1.000 perwira atau komandan terampil, atau variasi penomoran lain yang umum dalam kitab sejarah), serta seratus delapan puluh ribu orang dari suku Yehuda. Angka-angka ini menunjukkan kekuatan militer yang sangat besar di bawah kendali Daud, mencerminkan masa kejayaan dan ekspansi kerajaan.

Namun, tindakan ini tidak datang tanpa teguran. Kitab Suci mencatat bahwa perintah Daud untuk melakukan sensus ini memicu kemarahan Tuhan. Mengapa penghitungan pasukan, yang tampak seperti langkah strategis untuk keamanan dan kekuasaan, dapat menimbulkan murka Ilahi? Para penafsir umumnya berpendapat bahwa motivasi Daud di balik sensus ini bukanlah murni untuk kebutuhan negara, melainkan didorong oleh rasa bangga dan kebergantungan pada kekuatan manusia, bukan pada penyertaan dan pertolongan Tuhan. Dalam banyak budaya kuno, termasuk Israel, melakukan sensus militer tanpa izin ilahi atau dengan motivasi yang salah sering kali dianggap sebagai tindakan kesombongan yang menyiratkan bahwa kekuatan manusia lebih diandalkan daripada campur tangan Tuhan.

Akibat dari keputusan Daud ini adalah datangnya hukuman dari Tuhan, yang disampaikan melalui Nabi Gad. Hukuman ini berbentuk penyakit sampar yang melanda Israel, menyebabkan kematian banyak orang. Daud kemudian menyadari kesalahannya dan memohon ampun kepada Tuhan. Peristiwa ini mengajarkan sebuah prinsip penting: kerajaan yang kuat dan aman dibangun di atas dasar kebergantungan yang teguh kepada Tuhan, bukan pada jumlah tentara atau kekayaan materi semata.

Angka-angka yang dilaporkan oleh Yoab, meskipun merupakan gambaran kekuatan Daud, justru menjadi penanda awal dari sebuah pelajaran rohani yang sangat berharga. Ini mengingatkan para pemimpin dan umat Tuhan sepanjang zaman bahwa keberhasilan sejati dan keamanan yang langgeng tidak dapat diukur hanya dari kemampuan duniawi atau kekuatan angkatan bersenjata, melainkan dari kesetiaan dan penyerahan diri kepada Sang Pencipta. 1 Tawarikh 21:5 menjadi pengingat abadi untuk selalu menjaga hati agar tidak jatuh dalam kesombongan dan selalu menempatkan Tuhan sebagai sumber utama kekuatan dan perlindungan.