1 Tawarikh 22:1

Berkatalah Daud: "Inilah rumah TUHAN Allah, inilah mezbah korban bakaran bagi orang Israel."

Ayat pembuka dari pasal 22 kitab 1 Tawarikh ini adalah sebuah momen krusial dalam narasi pembangunan Bait Suci. Setelah bertahun-tahun berjuang, menghadapi berbagai tantangan, dan bahkan mengalami masa pengasingan, Daud sebagai raja Israel, akhirnya mendapatkan kedamaian dan stabilitas yang memungkinkannya memikirkan hal yang lebih besar: mendirikan tempat kediaman yang layak bagi TUHAN Allah. Pernyataan singkat Daud ini mencerminkan kegembiraan, rasa syukur, dan juga tekad yang kuat untuk mewujudkan visi ilahi tersebut. Kata "Inilah rumah TUHAN Allah" bukanlah sekadar pengumuman, melainkan sebuah deklarasi iman. Ia melihat bukan hanya bangunan fisik, tetapi sebuah simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Bagi Daud, mendirikan Bait Suci adalah puncak dari segala pencapaian kerajaannya. Selama masa pemerintahannya, ia telah banyak berkontribusi dalam mempersiapkan sumber daya, mengorganisir umat, dan bahkan merencanakan arsitektur serta detail-detail penting untuk Bait Allah. Meskipun ia sendiri tidak ditakdirkan untuk membangunnya, perannya sebagai pengumpul bahan dan perencana sangatlah vital. Pernyataan ini juga menegaskan status mezbah korban bakaran, yang merupakan bagian inti dari ibadah, menjadi fokus utama dari tempat yang akan didirikan. Ini menunjukkan bahwa ibadah dan persembahan adalah inti dari hubungan Israel dengan Allah.

Ayat ini juga berbicara tentang perspektif. Di tengah kesibukan dan tanggung jawabnya sebagai raja, Daud tidak pernah melupakan prioritas utamanya: hubungan dengan Allah. Di tengah-tengah segala kemegahan kerajaan yang telah ia bangun, yang paling ia soroti adalah tempat di mana umat Israel akan beribadah dan berkomunikasi dengan Tuhan. Ini adalah pengingat yang kuat bagi kita semua untuk selalu menempatkan hal-hal rohani sebagai prioritas utama dalam hidup kita, bahkan ketika kita dihadapkan pada berbagai pencapaian duniawi. Kegembiraan Daud bukanlah karena kekuasaannya, melainkan karena kesempatan untuk membangun rumah bagi Allah.

Dalam konteks yang lebih luas, 1 Tawarikh 22:1 adalah permulaan dari serangkaian kisah tentang persiapan pembangunan Bait Suci di bawah kepemimpinan Salomo. Ini adalah ayat yang penuh harapan dan janji. Ini mengingatkan kita bahwa rencana Allah seringkali melibatkan banyak tangan dan generasi. Perjuangan Daud untuk mempersiapkan semuanya, meskipun ia tidak melihat penyelesaiannya, adalah sebuah teladan kesetiaan dan visi jangka panjang. Ia menabur benih, yang kemudian tumbuh subur di tangan putranya. Ayat ini, dengan kesederhanaannya, menginspirasi kita untuk melihat pekerjaan Tuhan dengan mata iman, mengenali kehadiran-Nya di tengah kesibukan kita, dan menempatkan ibadah sebagai pusat dari kehidupan kita. Ini adalah panggilan untuk mensyukuri setiap kesempatan yang diberikan untuk melayani dan menghormati TUHAN Allah.