Kitab 1 Tawarikh, khususnya pasal 26 dan 27, memberikan gambaran rinci tentang organisasi pelayanan di Bait Allah pada masa Raja Daud. Pasal 26 berfokus pada pembagian tugas para Lewi, khususnya para penjaga pintu dan para pemusnah yang ditugaskan untuk menjaga kekudusan dan keteraturan di dalam dan di sekitar Rumah TUHAN. Ini menunjukkan betapa pentingnya struktur dan tanggung jawab yang jelas dalam setiap aspek pelayanan kepada Tuhan.
Pembagian ini tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan berdasarkan keturunan dan undian, sebuah metode ilahi yang memastikan keadilan dan keterlibatan yang merata. Para penjaga pintu tidak hanya bertugas membuka dan menutup pintu, tetapi juga dipercayakan untuk menjaga harta benda dan tempat-tempat suci. Mereka adalah orang-orang yang dipercaya, yang hidupnya didedikasikan untuk menjaga kemuliaan Tuhan dan keamanan rumah-Nya.
Lebih jauh lagi, pasal ini menjelaskan tugas para pemusnah, yang tampaknya memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban dan efisiensi pelayanan. Tugas-tugas ini, meskipun mungkin terlihat sederhana dari sudut pandang luar, sangat krusial dalam menjaga suasana yang kondusif bagi ibadah. Keteraturan ini mencerminkan sifat Allah sendiri yang adalah Allah keteraturan dan kesempurnaan.
Memasuki pasal 27, kita beralih ke struktur organisasi yang lebih luas yang mengatur bangsa Israel secara keseluruhan, yaitu sistem panglima pasukan bulanan. Raja Daud, dengan hikmat yang diberikan Tuhan, menetapkan bahwa setiap bulan akan ada suku yang bertanggung jawab atas pertahanan negeri dan keamanan raja. Ini adalah sebuah sistem yang canggih dan memastikan bahwa seluruh bangsa berpartisipasi dalam menjaga perdamaian dan ketertiban.
Setiap suku memiliki komandan mereka sendiri dan jumlah pasukan yang spesifik. Ini menunjukkan bahwa setiap individu, terlepas dari sukunya, memiliki peran penting dalam gambaran yang lebih besar. Tanggung jawab ini berotasi setiap bulan, memberikan kesempatan bagi semua untuk melayani dan merasakan beban serta kehormatan menjaga umat Tuhan. Sistem ini bukan hanya tentang militer, tetapi juga tentang kesatuan dan tanggung jawab kolektif bangsa.
Pasal 27 juga menyebutkan para pejabat lain yang bertanggung jawab atas berbagai aspek kehidupan di kerajaan, seperti para pengawas ternak, pegawai tanah, para pejabat istana, dan para penasihat. Semua ini menunjukkan sebuah administrasi yang terorganisir dengan baik, yang didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan efisiensi yang Tuhan inginkan.
Melihat kedua pasal ini secara bersamaan, kita belajar bahwa pelayanan kepada Tuhan dan pengaturan umat-Nya memerlukan struktur, tanggung jawab yang jelas, dan partisipasi yang merata. Keteraturan dalam Bait Allah dan dalam pemerintahan negara adalah cerminan dari keteraturan surgawi. Tuhan tidak menghendaki kekacauan, melainkan tatanan yang indah dan berfungsi, di mana setiap orang memainkan peran mereka dengan setia.
Bagi kita hari ini, pelajaran dari 1 Tawarikh 26 dan 27 sangat relevan. Dalam gereja maupun dalam kehidupan sehari-hari, kita dipanggil untuk melayani dengan hati yang teratur, disiplin, dan bertanggung jawab. Menemukan tempat kita dalam pelayanan, melakukan tugas kita dengan setia, dan bekerja sama dengan orang lain adalah cara kita menghormati Tuhan dan membangun tubuh Kristus. Keteraturan dan tanggung jawab ini membawa kemuliaan bagi nama-Nya.