1 Tawarikh 4:7 - Berkat dan Permohonan Yakbez

"Dan Yakbez berseru kepada Allah Israel: "Ya, Engkaulah kiranya memberkati aku melimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan tangan-Mu menyertai aku, dan Engkau melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya."

Kitab Tawarikh dalam Alkitab sering kali dianggap sebagai catatan sejarah yang berfokus pada silsilah dan peristiwa penting dalam Kerajaan Israel dan Yehuda. Namun, di dalamnya tersimpan kisah-kisah pribadi yang mendalam dan memberikan pelajaran berharga bagi kehidupan rohani. Salah satu ayat yang menonjol adalah 1 Tawarikh 4:7, yang memperkenalkan kita pada sosok Yakbez dan doanya yang kuat.

Ayat ini tidak hanya mencatat sebuah nama dalam silsilah, tetapi juga mengungkap sebuah momen spiritual yang sangat pribadi. Yakbez, yang namanya secara harfiah berarti "orang yang membawa kesedihan" atau "orang yang menyakiti," justru bangkit dan memohon kepada Allah Israel dengan penuh keyakinan. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang atau bahkan nama seseorang tidak serta merta menentukan takdirnya. Yakbez memilih untuk tidak larut dalam kesulitan yang mungkin diasosiasikan dengan namanya, melainkan mengarahkan pandangannya kepada sumber kekuatan sejati, yaitu Allah.

Doa Yakbez dapat dipecah menjadi beberapa elemen kunci yang sangat relevan bagi kita saat ini. Pertama, ia memohon berkat yang melimpah ("Ya, Engkaulah kiranya memberkati aku melimpah-limpah"). Ini bukan sekadar permintaan akan kekayaan materi, melainkan pengakuan bahwa segala berkat yang baik datang dari Allah. Ia menginginkan berkat yang mencakup berbagai aspek kehidupan, tidak terbatas pada satu bidang saja.

Kedua, Yakbez memohon perluasan daerahnya ("dan memperluas daerahku"). Dalam konteks zaman itu, perluasan daerah sering kali berarti keamanan, kemakmuran, dan pertumbuhan bagi keluarga serta komunitasnya. Ini bisa diartikan sebagai permintaan untuk kesempatan yang lebih luas, kemampuan untuk mengembangkan potensi, dan jangkauan yang lebih besar dalam pengaruh yang positif. Bagi kita, ini bisa diterjemahkan sebagai doa agar Tuhan membuka jalan, memberikan peluang baru, dan memungkinkan kita untuk bertumbuh dalam pelayanan dan dampak kehidupan.

Ketiga, ia memohon penyertaan tangan Tuhan ("dan tangan-Mu menyertai aku"). Ini adalah inti dari segala permohonan. Yakbez menyadari bahwa tanpa hadirat dan kekuatan Allah, segala upaya akan sia-sia. Tangan Tuhan yang menyertai melambangkan perlindungan, kekuatan, hikmat, dan bimbingan. Ini adalah pengakuan bahwa keberhasilan sejati tidak datang dari kekuatan diri sendiri, tetapi dari kuasa ilahi yang menopang.

Keempat, doa Yakbez mencakup permohonan perlindungan dari malapetaka dan kesakitan ("dan Engkau melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!"). Ini adalah permohonan yang sangat manusiawi. Kita semua menghadapi tantangan, kesulitan, dan potensi penderitaan dalam hidup. Yakbez secara jujur mengungkapkan ketakutannya dan memohon agar Allah menjadi benteng pelindungnya. Ia menginginkan kebebasan dari hal-hal yang dapat menghancurkan atau melumpuhkan.

Yang paling mengagumkan dari kisah ini adalah penutupannya: "Dan Allah mengabulkan permintaannya." Doa Yakbez tidak sia-sia. Allah, dalam kemurahan-Nya, menjawab seruan seorang hamba yang tulus dan penuh iman. Ini memberikan kita kepastian dan dorongan bahwa Allah mendengarkan doa-doa kita, terutama ketika doa-doa itu selaras dengan kehendak-Nya dan diucapkan dengan hati yang sungguh-sungguh. Kisah Yakbez mengingatkan kita bahwa dalam setiap tahap kehidupan, baik yang tampaknya sulit maupun yang penuh harapan, kita selalu dapat berpaling kepada Allah dengan keyakinan penuh, memohon berkat, pertumbuhan, penyertaan, dan perlindungan-Nya.