1 Tawarikh 5:24 - Kemenangan dan Kehidupan Iman

"Dan dialah Allah nenek moyangmu, yang telah memanggil kamu untuk menjadi umat-Nya, seperti yang telah Ia janjikan, supaya kamu memegang teguh janji-Mu, pada hari ini."
Penyertaan Allah Dalam Perjalanan Hidup

Ayat 1 Tawarikh 5:24 merupakan sebuah pengingat yang kuat tentang sifat Allah dan hubungan-Nya dengan umat-Nya. Ayat ini tidak hanya mencatat sebuah peristiwa historis, tetapi juga mengandung kebenaran teologis yang mendalam tentang kesetiaan Allah dan panggilan-Nya bagi setiap individu. Frasa kunci "dialah Allah nenek moyangmu, yang telah memanggil kamu untuk menjadi umat-Nya" menegaskan bahwa Allah yang dikenal oleh para leluhur Israel, adalah Allah yang sama yang kini berinteraksi dengan generasi mereka. Ini menciptakan kesinambungan iman yang penting, menghubungkan masa lalu dengan masa kini, dan menunjukkan bahwa anugerah serta janji Allah tidak terbatas oleh waktu.

Panggilan yang disebutkan dalam ayat ini bukan sekadar undangan pasif, melainkan sebuah tindakan aktif dari Allah. Ia memanggil umat-Nya keluar dari latar belakang mereka, dari keterikatan mereka, dan mendefinisikan identitas mereka sebagai umat pilihan-Nya. Identitas ini membawa tanggung jawab dan kesempatan. Tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya, dan kesempatan untuk mengalami kuasa dan berkat-Nya. Dalam konteks kitab Tawarikh, yang sering kali berfokus pada sejarah bangsa Israel, ayat ini menekankan pentingnya menjaga hubungan yang benar dengan Allah.

Lebih lanjut, ayat ini berbicara tentang "memegang teguh janji-Mu, pada hari ini." Ini menggarisbawahi aspek perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Janji-janji Allah adalah sumber kekuatan dan kepastian. Namun, untuk mengalami janji-janji tersebut, diperlukan respons iman dari pihak manusia, yaitu "memegang teguh." Ini berarti menempatkan kepercayaan penuh pada Allah, taat pada perintah-Nya, dan tidak menyimpang dari jalan yang telah ditetapkan-Nya. Kehidupan iman yang teguh dibangun di atas fondasi janji-janji Allah yang kekal dan kesetiaan-Nya yang tak pernah berubah.

Konteks ayat ini dalam 1 Tawarikh 5:18-22 seringkali berhubungan dengan kemenangan suku-suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye dalam pertempuran melawan orang Hagar dan sekutunya. Kemenangan ini tidak datang dengan sendirinya, melainkan sebagai hasil dari seruan mereka kepada Allah dan kepercayaan mereka pada penyertaan-Nya. Ayat 24 menjadi penegasan bahwa kemenangan tersebut adalah manifestasi dari kesetiaan Allah terhadap janji-Nya kepada para leluhur mereka. Hal ini mengajarkan bahwa dalam setiap tantangan hidup, baik itu pertempuran fisik maupun pergumulan rohani, sumber kekuatan sejati dan jaminan kemenangan adalah Allah itu sendiri, sepanjang umat-Nya setia berpegang pada janji-Nya dan memanggil nama-Nya.

Menghayati 1 Tawarikh 5:24 hari ini berarti mengingat bahwa Allah yang sama yang memelihara dan memimpin nenek moyang kita, juga adalah Allah kita saat ini. Ia tidak berubah. Kesetiaan-Nya tidak pernah gagal. Panggilan-Nya untuk menjadi umat-Nya masih berlaku. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk hidup dalam kesadaran akan anugerah-Nya, memegang teguh janji-janji-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita, dan mengandalkan kuasa-Nya untuk membawa kita melewati segala kesulitan dan meraih kemenangan. Ini adalah undangan untuk membangun kehidupan yang didasarkan pada keyakinan yang kokoh akan kebenaran dan kesetiaan Allah.