2 Korintus 7:4 - Sukacita dalam Dukacita

"Daud banyak sekali berbicara kepada kamu, dan meskipun aku telah menyakiti kamu, kamu telah memaafkan. Oleh karena itu aku sangat percaya kepadamu." (Terjemahan LAI, TB)

Ayat Alkitab 2 Korintus 7:4 menjadi pengingat yang kuat akan kedalaman hubungan dan pertumbuhan rohani. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, mengungkapkan rasa percaya dan kebanggaannya atas respons jemaat terhadap tegurannya. Perkataan Paulus di sini bukan sekadar ungkapan kepuasan, melainkan refleksi dari kasih dan kepedulian yang tulus terhadap pertumbuhan iman mereka.

Ketika Paulus menyebutkan "Daud banyak sekali berbicara kepada kamu," ini merujuk pada nasihat, peringatan, dan mungkin juga koreksi yang telah ia berikan kepada jemaat Korintus. Perlu dipahami bahwa teguran dalam konteks kasih ilahi seringkali datang bukan untuk menghakimi atau mempermalukan, melainkan untuk memulihkan dan membimbing. Kepekaan jemaat Korintus dalam menerima teguran ini, yang terwujud dalam tindakan "memafkan," menunjukkan kedewasaan rohani yang luar biasa. Mereka tidak bersikap defensif atau keras hati, tetapi justru membuka hati untuk belajar dan bertumbuh.

Respons positif jemaat Korintus inilah yang kemudian membuahkan sebuah rasa percaya yang mendalam pada diri Paulus. Ia menyatakan, "Oleh karena itu aku sangat percaya kepadamu." Kepercayaan ini adalah fondasi yang penting dalam pelayanan rohani. Ketika seorang pemimpin rohani dapat percaya sepenuhnya kepada umat yang dilayaninya, maka komunikasi menjadi lebih terbuka, bimbingan dapat diberikan dengan lebih efektif, dan hubungan dapat diperkuat dalam Kristus. Hal ini juga menunjukkan bahwa teguran yang diberikan Paulus telah menghasilkan buah pertobatan dan perubahan yang sehat.

Lebih dari sekadar cerita historis, ayat ini menawarkan pelajaran berharga bagi kita. Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan pribadi, keluarga, maupun komunitas gereja, kita seringkali dihadapkan pada situasi yang memerlukan pengampunan dan penerimaan. Ketika kita memberikan teguran dengan kasih, dan ketika kita menerima teguran dengan kerendahan hati, itu adalah tanda kedewasaan rohani yang mendatangkan sukacita. Rasa saling percaya yang tumbuh dari proses ini adalah anugerah yang tak ternilai. Kepercayaan yang dibangun atas dasar kasih dan kebenaran akan memperkuat ikatan kita dan memungkinkan kita untuk melayani Tuhan bersama dengan lebih baik.

Momen ketika Paulus mengakui, "meskipun aku telah menyakiti kamu, kamu telah memafkan," adalah pengingat bahwa proses pertumbuhan tidak selalu mulus. Ada kalanya kata-kata atau tindakan kita, meskipun dimaksudkan baik, dapat secara tidak sengaja melukai orang lain. Namun, melalui kasih karunia Tuhan, pengampunan menjadi jembatan pemulihan. Pengampunan yang diberikan oleh jemaat Korintus bukan hanya menunjukkan kebaikan hati mereka, tetapi juga buah dari karya Roh Kudus yang memampukan mereka untuk melepaskan rasa sakit dan merangkul kembali persaudaraan. Oleh karena itu, mari kita terus belajar untuk saling mengasihi, saling memaafkan, dan membangun kepercayaan yang kokoh dalam komunitas orang percaya, sebagaimana dicontohkan oleh jemaat Korintus.