"Sesudah itu mereka menguburkan dia di kuburan bapa-bapaknya di Samaria bersama-sama dengan raja-raja."
Ayat 2 Raja-raja 14:20 mencatat akhir kehidupan fisik Raja Yerobeam, seorang penguasa penting di Kerajaan Israel Utara. Kematian seorang raja sering kali merupakan momen krusial dalam sejarah sebuah bangsa, menandai akhir dari satu era dan dimulainya era yang baru, seringkali dengan ketidakpastian politik dan pergolakan yang menyertainya. Ayat ini memberikan detail ringkas namun signifikan mengenai pemakaman Yerobeam. Dikatakan bahwa ia "dikuburkan di kuburan bapa-bapaknya di Samaria bersama-sama dengan raja-raja." Frasa ini mengandung makna yang dalam.
Penempatan jenazah Raja Yerobeam di "kuburan bapa-bapaknya di Samaria" menunjukkan kesinambungan dinasti dan tradisi kerajaan. Samaria telah menjadi ibu kota Kerajaan Israel Utara sejak masa Omri, dan para raja yang memerintah setelahnya dimakamkan di sana, menandakan stabilitas dan legitimasi kekuasaan mereka, setidaknya di mata para penulis kitab sejarah ini. Penguburan di tempat yang sama dengan para pendahulunya adalah semacam pengakuan atas perannya dalam garis keturunan kerajaan.
Namun, yang paling menarik adalah penegasan bahwa ia dimakamkan "bersama-sama dengan raja-raja." Ini bisa diartikan dalam beberapa cara. Pertama, ini menegaskan status Yerobeam sebagai raja yang sah dan diakui di kalangan elit Israel Utara. Meskipun kitab-kitab sejarah sering kali mencatat kejahatan dan penyimpangan para raja Israel, pemakaman mereka dalam tradisi kerajaan menunjukkan bahwa mereka tetap dianggap sebagai penguasa, bahkan jika tindakan mereka tidak sesuai dengan kehendak ilahi. Kedua, frasa ini mungkin juga menyiratkan adanya nekropolis kerajaan di Samaria, sebuah area khusus di mana para raja Israel dimakamkan.
Konteks sejarah Yerobeam sendiri penting. Ia adalah raja yang memerintah Israel Utara dalam periode yang penuh tantangan, berhadapan dengan ancaman dari kerajaan tetangga dan sering kali berjuang untuk mempertahankan stabilitas internal. Ayat ini, meski singkat, mengingatkan kita bahwa di balik peristiwa politik dan peperangan, ada akhir kehidupan yang personal bagi setiap penguasa. Penguburan ini menjadi penutup dari masa pemerintahannya dan bagian dari narasi sejarah yang lebih besar mengenai bangkit turunnya kerajaan Israel.
Peristiwa kematian dan penguburan seorang raja seperti Yerobeam bukan sekadar catatan sejarah biasa. Bagi para pembaca kuno, ini adalah bagian dari pemahaman mereka tentang tatanan dunia, legitimasi kekuasaan, dan nasib para pemimpin. Kitab 2 Raja-raja bertujuan untuk merekam sejarah Israel dari sudut pandang teologis, sering kali menghubungkan keberhasilan atau kegagalan raja-raja dengan ketaatan mereka kepada Tuhan. Dalam kasus Yerobeam, penguburan ini menandai akhir dari masa pemerintahannya, dan bagaimana ia dikenang dalam catatan sejarah.
Dengan demikian, 2 Raja-raja 14:20, meskipun ringkas, memberikan wawasan penting tentang praktik pemakaman kerajaan dan tempat Raja Yerobeam dalam sejarah Israel Utara. Ini adalah pengingat bahwa setiap kehidupan, bahkan yang paling berkuasa sekalipun, memiliki akhir, dan bagaimana mereka diperlakukan setelah kematian sering kali mencerminkan status dan warisan mereka.