Kisah Para Rasul 5:7

"Tetapi Priska, istrinya, dengan tidak sadar akan hal itu, ikut juga."
Ilustrasi kesaksian para rasul di hadapan majelis agama

Konteks dan Makna Kisah Rasul 5:7

Kisah Para Rasul pasal 5 mencatat peristiwa penting dalam kehidupan jemaat mula-mula setelah kenaikan Yesus ke surga. Bab ini menyoroti pertumbuhan pesat gereja dan bagaimana kuasa Roh Kudus bekerja melalui para rasul, membawa kesaksian yang kuat tentang Yesus Kristus. Salah satu episode yang paling menarik terjadi ketika Ananias dan Safira mencoba menipu para rasul mengenai sumbangan tanah yang mereka jual. Ayat ketujuh, "Tetapi Priska, istrinya, dengan tidak sadar akan hal itu, ikut juga," meskipun terdengar seperti detail kecil, memberikan dimensi tambahan pada narasi kejatuhan mereka.

Ayat ini, yang menyebutkan Priska, istri Ananias, menambahkan unsur kesamaan dan kepatuhan dalam tindakan berdosa mereka. Meskipun seringkali fokus utama tertuju pada Ananias sebagai kepala rumah tangga yang mengambil inisiatif, penyebutan Priska menunjukkan bahwa dia adalah bagian integral dari rencana tersebut. Frasa "dengan tidak sadar akan hal itu" bisa diartikan dalam beberapa cara. Ada kemungkinan bahwa dia tidak sepenuhnya menyadari kedalaman kebohongan yang akan mereka sampaikan kepada Petrus, atau bahwa dia hanya mengikuti keinginan suaminya tanpa memahami konsekuensi ilahi yang mengikutinya.

Ananias dan Safira: Peringatan Penting

Kisah Ananias dan Safira (termasuk ayat 5:7) berfungsi sebagai peringatan serius tentang ketulusan dan kejujuran di hadapan Tuhan. Mereka telah menjual harta benda mereka dan berjanji untuk memberikan seluruh hasilnya kepada para rasul, sebagai cara untuk mendukung jemaat yang sedang berkembang. Namun, mereka menahan sebagian dari hasil penjualan itu sambil masih berpura-pura memberikan seluruhnya. Tindakan ini bukanlah tentang kemiskinan atau tidak memberikan, tetapi tentang motivasi hati yang tidak murni dan kebohongan yang disengaja.

Petrus, yang diilhami oleh Roh Kudus, dengan tegas mengungkapkan kebohongan mereka. Dia menyatakan bahwa mereka tidak berdusta kepada manusia, tetapi kepada Allah. Konsekuensi dari tindakan ini sangat dramatis: Ananias jatuh mati, diikuti tak lama kemudian oleh Safira. Kejadian ini menunjukkan betapa seriusnya Tuhan memandang ketidakjujuran dan kemunafikan dalam tubuh Kristus. Kisah ini menegaskan bahwa persembahan dan pelayanan yang sejati harus datang dari hati yang tulus dan bersukacita, bukan dari keinginan untuk dipuji atau menipu.

Kesaksian Priska dan Implikasi Modern

Meskipun Priska terlibat dalam kebohongan, penting untuk dicatat bahwa namanya tetap terukir dalam catatan sejarah gereja. Kisahnya, meski tragis, mengingatkan kita bahwa setiap individu dalam rumah tangga memiliki tanggung jawab moral di hadapan Tuhan. Ayat 5:7, meskipun singkat, memperkuat gagasan bahwa masalah dosa seringkali melibatkan seluruh unit keluarga, atau setidaknya memengaruhi mereka yang dekat.

Pelajaran dari Kisah Para Rasul 5:7 tetap relevan hingga kini. Di tengah dunia yang seringkali menghargai penampilan luar daripada kebenaran batin, kisah ini mendorong kita untuk memeriksa motivasi hati kita dalam setiap tindakan, terutama dalam memberi dan melayani. Kejujuran, ketulusan, dan integritas adalah pilar penting dalam membangun kepercayaan, baik dalam hubungan antarmanusia maupun dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran, bukan hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam perbuatan, menyadari bahwa Allah melihat hati kita.

Pelajari lebih lanjut tentang pertumbuhan gereja mula-mula dan ketulusan dalam pelayanan.