2 Raja-raja 21:3 - Nubuat dan Kejatuhan Yehuda

"Ia mendirikan mezbah-mezbah bagi Baal dan membuat patung Asyera, seperti yang telah dilakukan raja Ahab dari Israel. Ia sujud menyembah segala tentara langit dan beribadah kepadanya."

Peringatan Keras untuk Ketaatan

Ayat ini, yang berasal dari Kitab 2 Raja-raja pasal 21 ayat 3, menyoroti tindakan dosa raja Manasye, salah satu penguasa Yehuda yang paling jahat. Manasye, yang memerintah selama periode yang panjang, membawa Yehuda ke dalam kegelapan spiritual dengan mempromosikan penyembahan berhala secara terang-terangan. Tindakannya bukan sekadar kesalahan pribadi, tetapi merupakan pengkhianatan terhadap perjanjian yang telah dibuat oleh bangsanya dengan TUHAN.

TUHAN Bait Suci Mezbah

Tindakan Manasye mendirikan mezbah bagi Baal dan membuat patung Asyera mencerminkan penolakan terang-terangan terhadap ajaran Musa dan para nabi TUHAN. Patung Asyera, yang sering dikaitkan dengan dewi kesuburan Fenisia, menunjukkan pengaruh asing yang merusak kesetiaan Yehuda kepada Allah. Lebih jauh lagi, penyembahan kepada "segala tentara langit" adalah bentuk astrologi dan politeisme yang sama sekali bertentangan dengan monoteisme ketat yang diajarkan dalam Taurat.

Konsekuensi dari Ketaatan yang Rusak

Kitab 2 Raja-raja dan kitab-kitab sejarah lainnya, seperti 2 Tawarikh, berulang kali menekankan pentingnya ketaatan kepada TUHAN. Setiap kali umat Israel atau Yehuda menyimpang, mereka menghadapi konsekuensi yang berat, termasuk penganiayaan, pembuangan, dan hilangnya kemerdekaan. Manasye bukanlah raja pertama yang menyimpang, namun kegagalannya dalam mengembalikan bangsa dari jalan yang sesat sangatlah parah.

Tindakan Manasye menyebabkan murka TUHAN yang besar atas Yerusalem dan Yehuda. Walaupun belakangan Manasye bertobat dan berusaha memperbaiki beberapa kesalahannya, kerusakan spiritual yang telah ditaburnya sangat dalam. Generasi yang tumbuh di bawah pemerintahannya telah terbiasa dengan praktik-praktik penyembahan berhala, sehingga menanam benih kehancuran yang akhirnya akan datang. Nubuat yang disampaikan melalui para nabi TUHAN mengenai penghakiman atas bangsa itu menjadi semakin nyata karena ketaatan yang telah rusak. Ayat ini berfungsi sebagai pengingat tajam tentang betapa pentingnya menjaga kemurnian iman dan ketaatan kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan, baik secara pribadi maupun kolektif. Kegagalan dalam hal ini, seperti yang ditunjukkan oleh kisah Manasye, akan selalu membawa konsekuensi yang mendalam dan seringkali menghancurkan.