2 Raja-raja 21:4 - Dosa Raja Manasye yang Mengerikan

"Ia mendirikan mezbah-mezbah bagi Bal untuk dipersembahkan korban kepadanya, dan membuat patung Asyera di rumah TUHAN, yang tentang rumah itu TUHAN berfirman: "Di Yerusalem akan Kutetapkan nama-Ku sampai selama-lamanya."

X

Kitab 2 Raja-raja pasal 21 mengisahkan tentang masa pemerintahan Raja Manasye di Yehuda. Ayat keempat dari pasal ini secara gamblang menyoroti puncak dari dosa-dosanya yang sangat besar di hadapan Tuhan. Manasye, yang memerintah selama 55 tahun, adalah raja yang paling lama bertahta di Yehuda. Namun, sayangnya, masa pemerintahannya ditandai dengan kemurtadan yang parah, menjauhkan rakyatnya dari penyembahan kepada TUHAN yang benar.

Ayat tersebut secara spesifik menyebutkan dua tindakan mengerikan yang dilakukan Manasye: mendirikan mezbah bagi Bal dan membuat patung Asyera di dalam rumah TUHAN. Bal adalah dewa kesuburan utama dalam kepercayaan Kanaan, yang sering disembah dengan praktik-praktik yang menjijikkan dan melanggar kekudusan. Sementara itu, Asyera adalah dewi kesuburan yang sering diasosiasikan dengan pohon suci atau tiang kayu yang dihormati, yang kini dijadikan patung dan ditempatkan di rumah ibadah Tuhan. Tindakan ini adalah pelanggaran paling serius terhadap Hukum Taurat yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel, yang secara tegas melarang penyembahan berhala dan menempatkan gambar-gambar dewa lain di hadapan-Nya.

Perbuatan Manasye tidak hanya terbatas pada penyembahan dewa-dewa asing, tetapi juga dilakukan di tempat yang paling sakral, yaitu Bait Suci di Yerusalem. Firman Tuhan dengan jelas menyatakan di dalam Kitab Ulangan bahwa nama-Nya akan ditempatkan di Yerusalem selamanya. Dengan mendirikan mezbah dan patung-patung berhala di sana, Manasye secara terang-terangan menista kekudusan nama Tuhan dan mengabaikan perjanjian yang telah dibuat-Nya dengan umat pilihan-Nya. Ini menunjukkan tingkat kesombongan dan ketidakpedulian yang luar biasa terhadap otoritas ilahi.

Dampak dari dosa-dosa Manasye sangatlah luas. Alkitab mencatat bahwa ia menyesatkan seluruh Yehuda, membuat mereka melakukan kejahatan yang lebih besar daripada bangsa-bangsa kafir yang diusir Tuhan dari tanah Kanaan. Pengaruh buruknya merusak moral dan spiritualitas bangsa secara keseluruhan. Hal ini menjadi penyebab utama murka Tuhan atas Yehuda, yang akhirnya membawa hukuman berat dan pembuangan ke Babel di kemudian hari, meskipun hukuman itu tertunda karena pertobatan Manasye di akhir masa hidupnya, sebuah detail yang diceritakan pada ayat-ayat selanjutnya.

Kisah Manasye dalam 2 Raja-raja 21:4 menjadi pengingat abadi tentang betapa berbahayanya menyimpang dari jalan Tuhan dan betapa pentingnya menjaga kekudusan rumah ibadah serta hati kita dari segala bentuk penyembahan berhala, baik yang bersifat fisik maupun yang tersembunyi dalam bentuk keserakahan, kebanggaan, atau ambisi pribadi yang mengalahkan pengabdian kepada Tuhan. Firman ini mengajak kita untuk terus memeriksa hati kita, memastikan bahwa hanya TUHAN yang satu-satunya yang kita sembah dan muliakan dalam segala aspek kehidupan kita.