TUHAN

Simbol Kesembuhan dan Kekuatan Ilahi

2 Raja-Raja 5:20 - Kesaksian yang Mengubah

2 Raja-Raja 5:20

"Tetapi Gehazi, pelayan Elisa, orang Allah itu, berkata dalam hatinya: 'Sesungguhnya tuanku terlalu menyayangkannya, sehingga ia tidak mau menerima apa yang dibawanya itu. Demi TUHAN yang hidup, aku akan berlari mengejarnya, dan aku akan mendapat sesuatu dari padanya.'"

Konteks Kisah Gehazi

Ayat ini membawa kita ke dalam salah satu cerita paling menarik dalam Perjanjian Lama, yaitu kisah kesembuhan Naaman dari penyakit kustanya. Naaman, seorang panglima tentara Aram yang gagah perkasa, datang ke Israel dengan harapan untuk disembuhkan. Melalui hamba tuannya yang memberitahukan tentang Elisa, nabi Allah di Israel, Naaman akhirnya mengalami mukjizat kesembuhan yang luar biasa.

Setelah kesembuhannya, Naaman menawarkan hadiah yang sangat besar kepada Elisa. Namun, Elisa, yang bertindak atas perintah Allah, menolak semua tawaran tersebut. Elisa tidak mencari keuntungan pribadi dari pelayanannya, melainkan hanya menjalankan tugas yang dipercayakan Allah kepadanya. Ini adalah sebuah contoh kemurnian hati dan kesetiaan kepada Tuhan yang seharusnya menjadi teladan bagi setiap pelayan-Nya.

Godaan Keuntungan Pribadi

Di sinilah Gehazi, pelayan Elisa, muncul. Dia menyaksikan seluruh rangkaian peristiwa ini: kedatangan Naaman, keraguannya, mukjizat kesembuhan, dan penolakan hadiah oleh tuannya. Berbeda dengan Elisa, hati Gehazi digerakkan oleh keserakahan. Dia melihat kesempatan emas untuk mendapatkan kekayaan tanpa usaha, hanya dengan memanfaatkan nama dan otoritas tuannya.

Kata-kata "Sesungguhnya tuanku terlalu menyayangkannya, sehingga ia tidak mau menerima apa yang dibawanya itu" menunjukkan bahwa Gehazi melihat penolakan Elisa sebagai sebuah kelemahan atau kesempatan yang terlewatkan. Dia menganggap bahwa Elisa terlalu baik hati atau tidak menyadari nilai dari hadiah yang ditawarkan. Dalam pikirannya, mengambil barang-barang tersebut adalah tindakan yang wajar, bahkan untuk "mengganti" apa yang seharusnya diterima.

Dampak dari Pilihan yang Salah

Keinginan Gehazi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ini membawanya pada tindakan yang melanggar kepercayaan dan integritas. Dia berlari mengejar Naaman, berbohong kepada Naaman, dan mengambil sebagian dari harta yang dibawa Naaman. Pilihan yang tampaknya kecil ini memiliki konsekuensi yang sangat besar, tidak hanya bagi Gehazi sendiri tetapi juga bagi reputasi tuannya, Elisa.

Kisah ini mengajarkan kita pelajaran penting tentang bahaya keserakahan dan pentingnya integritas dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam pelayanan kepada Tuhan. Gehazi tergoda oleh materi dan melupakan prinsip-prinsip rohani yang seharusnya dia pegang teguh sebagai pelayan orang kudus Allah. Akibatnya, dia harus menanggung hukuman yang berat, termasuk mengidap kusta, penyakit yang sama yang dialami Naaman.

Refleksi untuk Generasi Sekarang

Kisah Gehazi di 2 Raja-Raja 5:20 adalah sebuah peringatan yang relevan hingga saat ini. Kita seringkali dihadapkan pada pilihan serupa, di mana godaan keuntungan materi atau pribadi dapat mengaburkan kejernihan hati dan kesetiaan kita kepada prinsip-prinsip ilahi. Apakah kita akan memilih jalan integritas seperti Elisa, ataukah kita akan menyerah pada godaan seperti Gehazi?

Di era digital ini, di mana informasi dan peluang dapat diakses dengan cepat, penting bagi kita untuk senantiasa menjaga hati. Keserakahan dapat mengambil banyak bentuk, bukan hanya materi, tetapi juga keinginan untuk diakui, memiliki kekuasaan, atau mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak jujur. Sebagaimana Gehazi, mari kita sadari bahwa setiap pilihan kita memiliki dampak, dan kesetiaan kepada Tuhan haruslah menjadi prioritas utama, bahkan ketika itu berarti melepaskan sesuatu yang terlihat menguntungkan.