Ilustrasi: Simbol aliran rezeki dan harapan
Kisah yang tercatat dalam Kitab 2 Raja-Raja pasal 7, ayat 1, membawa kita pada sebuah momen krusial dalam sejarah bangsa Israel. Pada masa itu, kota Samaria sedang terkepung hebat oleh pasukan Aram. Penderitaan rakyat akibat kelaparan begitu parah, sampai-sampai nilai-nilai kemanusiaan pun tergerus. Ibu-ibu terpaksa memakan anak-anak mereka sendiri, sebuah gambaran mengerikan tentang kedalaman keputusasaan dan kehancuran yang ditimbulkan oleh perang dan kelaparan. Kota yang pernah makmur kini berada di ambang kehancuran total, tanpa ada tanda-tanda bantuan atau jalan keluar.
Di tengah kegelapan yang menyelimuti, TUHAN yang Maha Pengasih tidak membiarkan umat-Nya binasa begitu saja. Melalui nabi Elisa, Sang Pencipta memberikan sebuah firman yang terdengar hampir mustahil, sebuah janji pemulihan yang begitu dramatis. "Besok pada waktu ini juga," firman-Nya, "di pintu gerbang Samaria, satu gantang tepung terbaik akan berharga setengah syikal dan dua gantang jelai akan berharga setengah syikal." Pernyataan ini sungguh kontras dengan realitas yang ada. Dalam kondisi terkepung dan kelaparan ekstrem, harga makanan pokok seharusnya melambung tinggi, bahkan tidak ada sama sekali. Namun, firman Tuhan menjanjikan kelimpahan yang tak terbayangkan, sebuah pembalikan keadaan yang spektakuler.
Nubuatan ini bukan sekadar ramalan, melainkan sebuah pernyataan kuasa ilahi atas alam semesta dan situasi manusia. TUHAN berdaulat atas segala sesuatu, termasuk ketersediaan pangan dan nasib sebuah kota. Sang Raja Agung, dengan firman-Nya, dapat mengubah keadaan dari kekurangan menjadi kelimpahan dalam sekejap mata. Perkataan Elisa ini menjadi mercusuar harapan di tengah lautan keputusasaan. Ia mengingatkan kita bahwa bagi Allah, tidak ada yang mustahil. Apa yang tampak mustahil bagi mata manusia, adalah hal yang sederhana bagi kuasa ilahi.
Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang iman dan pengharapan. Bahkan ketika situasi terlihat suram, kita diingatkan untuk tetap memegang teguh keyakinan pada kehendak dan janji Tuhan. Nubuatan Elisa memicu keraguan pada seorang perwira yang mendampinginya. Perwira itu mempertanyakan bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Namun, Elisa tidak gentar, ia menegaskan bahwa hal itu akan terjadi, bahkan ia sendiri tidak akan sempat menyaksikan keajaiban itu karena ia akan ditugaskan menjaga gerbang kota. Kepercayaan Elisa pada firman Tuhan begitu teguh, ia tahu bahwa janji itu pasti akan digenapi.
Akhirnya, nubuatan Elisa tergenapi dengan cara yang paling luar biasa. Pasukan Aram tiba-tiba mendengar suara kemah mereka yang besar, seolah-olah bala tentara yang sangat besar sedang menyerang. Karena ketakutan dan panik, mereka melarikan diri meninggalkan seluruh perbekalan mereka. Ketika orang Israel keluar untuk memeriksa, mereka mendapati perkemahan yang penuh dengan makanan, emas, perak, dan pakaian. Kelaparan yang tadinya mengancam nyawa kini berganti dengan kelimpahan yang luar biasa. Harga kebutuhan pokok jatuh drastis, persis seperti yang dinubuatkan oleh Elisa. Kisah 2 Raja-Raja 7:1 adalah bukti nyata akan kesetiaan Tuhan dan kuasa-Nya yang tak terbatas untuk memulihkan dan menyelamatkan umat-Nya dari segala kesulitan.