"Tetapi dalam kesesakan mereka berseru kepada TUHAN, Allah Israel, dan mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui mereka."
Ayat ini, yang terambil dari Kitab 2 Tawarikh pasal 15 ayat 4, menyajikan sebuah pesan fundamental tentang hubungan antara umat manusia dengan Tuhan, terutama dalam masa-masa sulit. Nubuat yang disampaikan oleh nabi Azarya kepada Raja Asa dari Yehuda ini adalah sebuah pengingat abadi bahwa di tengah badai kehidupan, solusi sejati dan pertolongan yang tulus selalu tersedia bagi mereka yang mau bersungguh-sungguh mencari-Nya. Kata-kata ini bukan sekadar narasi sejarah, melainkan sebuah prinsip ilahi yang relevan di setiap zaman.
Ketika Israel dan Yehuda menghadapi berbagai kesulitan, baik itu serangan musuh, bencana alam, maupun kegelisahan batin akibat penyimpangan spiritual, respons mereka sering kali terpecah belah. Ada yang mencoba mencari jalan keluar dengan kekuatan sendiri, menjalin persekutuan politik yang rapuh, atau bahkan kembali kepada praktik-praktik penyembahan berhala. Namun, 2 Tawarikh 15:4 menunjukkan bahwa jalan yang paling efektif dan berkelanjutan adalah dengan berbalik kepada sumber segala kekuatan: TUHAN, Allah Israel.
Frasa "berseru kepada TUHAN" menggambarkan sebuah tindakan penuh kerendahan hati dan ketergantungan. Ini bukan sekadar permintaan tanpa makna, melainkan sebuah teriakan jiwa yang mengakui keterbatasan diri dan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah seorang diri. Seruan ini datang dari hati yang terluka, dari pikiran yang bingung, dari situasi yang terasa tanpa harapan. Di saat-saat itulah, kesadaran akan kehadiran Tuhan menjadi semakin penting.
Lebih dari sekadar berseru, ayat ini juga menekankan pentingnya "mencari Dia". Mencari Tuhan berarti lebih dari sekadar berdoa sesekali. Ini melibatkan sebuah komitmen aktif untuk memahami kehendak-Nya, mengikuti perintah-Nya, dan menempatkan Dia sebagai prioritas utama dalam hidup. Ini bisa berarti melalui pembacaan firman-Nya, perenungan mendalam, atau bahkan melalui komunitas orang percaya yang saling menguatkan. Pencarian ini adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan instan.
Janji yang menyertai tindakan ini sungguh luar biasa: "maka Ia berkenan ditemui mereka." Pernyataan ini menegaskan bahwa Tuhan tidak pernah menutup diri bagi mereka yang tulus mencari-Nya. Dia adalah pribadi yang adil dan penuh kasih, yang selalu siap mendengarkan dan merespons setiap seruan dan pencarian yang jujur. Keberkenanan Tuhan bukanlah tentang kesempurnaan orang yang berdoa, melainkan tentang kesediaan Tuhan untuk hadir dan memberikan pertolongan ketika hamba-Nya beralih kepada-Nya dengan iman.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh godaan, seringkali kita tergoda untuk mengandalkan sumber-sumber duniawi. Kita sibuk dengan karir, keuangan, atau hubungan sosial, dan terkadang lupa akan dimensi spiritual. Namun, 2 Tawarikh 15:4 mengingatkan kita bahwa solusi sejati untuk setiap kegelisahan, setiap kekhawatiran, dan setiap masalah hidup selalu berakar pada relasi yang mendalam dengan Tuhan. Ketika kita mengalami kesesakan, ketika dunia terasa gelap, marilah kita mengingat firman ini dan memilih untuk berseru dan mencari Dia. Sebab, Dia selalu siap ditemui oleh mereka yang bersungguh-sungguh.