"Dan mereka mengajar di Yehuda, dengan berbekal kitab Taurat TUHAN; mereka menjelajahi seluruh kota Yehuda dan mengajar rakyat." (2 Tawarikh 17:9)
Simbol penyebaran pengetahuan dan pencerahan.
Ayat 2 Tawarikh 17:9 membuka jendela ke dalam praktik spiritual dan edukatif yang sangat penting bagi Kerajaan Yehuda pada masa Raja Yosafat. Frasa kunci "mengajar di Yehuda, dengan berbekal kitab Taurat TUHAN" menunjukkan sebuah gerakan terorganisir yang didedikasikan untuk membawa firman Tuhan kepada seluruh lapisan masyarakat. Ini bukan sekadar kegiatan keagamaan sporadis, melainkan sebuah program yang disengaja dan komprehensif.
Pentingnya kitab Taurat sebagai sumber ajaran tidak dapat diremehkan. Taurat, yang berisi hukum-hukum dan instruksi ilahi, adalah fondasi kebenaran dan pedoman hidup bagi bangsa Israel. Dengan menjadikan Taurat sebagai bekal utama, para pengajar memastikan bahwa ajaran yang mereka sampaikan memiliki otoritas ilahi dan berakar pada kehendak Tuhan. Ini menegaskan bahwa pendidikan spiritual haruslah berlandaskan pada wahyu Tuhan yang otentik.
Gerakan ini tidak berhenti di kuil atau pusat ibadah. Frasa "mereka menjelajahi seluruh kota Yehuda dan mengajar rakyat" menekankan jangkauan dan sifat inklusif dari pengajaran ini. Para pengajar tidak hanya berkhotbah kepada kaum elit atau mereka yang sudah datang ke tempat ibadah, tetapi mereka secara aktif mendatangi dan menjangkau setiap sudut negeri. Ini menyiratkan upaya untuk memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakang atau lokasi mereka, memiliki kesempatan untuk mendengar dan memahami firman Tuhan.
Dampak dari pengajaran semacam ini tentu sangat transformatif. Ketika rakyat memahami hukum Tuhan, mereka dibimbing untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, keadilan, dan kekudusan. Hal ini akan memengaruhi cara mereka berinteraksi satu sama lain, membuat keputusan, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Sebuah masyarakat yang memahami dan mengamalkan ajaran Tuhan cenderung menjadi masyarakat yang lebih harmonis, adil, dan diberkati.
Prinsip yang terkandung dalam 2 Tawarikh 17:9 tetap sangat relevan hingga kini. Di tengah arus informasi yang begitu deras dan beragam, penting bagi kita untuk tetap berpegang pada kebenaran yang kokoh dan abadi. Kitab Suci, sebagai sumber ajaran ilahi, terus menawarkan hikmat yang sangat dibutuhkan untuk menavigasi kompleksitas kehidupan modern.
Lebih dari itu, ayat ini juga mendorong kita untuk tidak hanya menyimpan kebenaran itu sendiri, tetapi juga untuk secara aktif membagikannya. Mengajar dan berbagi pengetahuan spiritual adalah sebuah panggilan. Ini bisa berarti menjadi seorang guru di sekolah Minggu, memberikan kesaksian pribadi, atau sekadar berbagi pemahaman kita tentang firman Tuhan dengan keluarga dan teman. Usaha aktif untuk menjangkau orang lain dengan pesan kebaikan dan kebenaran adalah inti dari pengajaran yang efektif.
Pada akhirnya, 2 Tawarikh 17:9 mengingatkan kita bahwa pengetahuan ilahi bukanlah untuk disimpan, melainkan untuk disebarkan. Ketika kita berbekal firman Tuhan dan bersedia untuk menjangkau orang lain, kita turut serta dalam pekerjaan penyebaran hikmat yang dapat membentuk individu, keluarga, dan masyarakat menjadi lebih baik, sesuai dengan kehendak Tuhan.